BerkatnewsTV. Penyakit Legionnaires merupakan infeksi paru-paru serius yang disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophila. Bakteri ini tumbuh subur di lingkungan air hangat, seperti sistem pendingin udara, pancuran, kolam spa dan menara pendingin. Akibatnya, tempat-tempat tersebut berpotensi menjadi sumber penularan jika tidak dirawat dengan baik.
Siapa Saja yang Berisiko?
Pada awalnya, penyakit ini menyerang kelompok rentan seperti lansia, perokok dan individu dengan daya tahan tubuh lemah. Namun demikian, siapa pun tetap berisiko jika terpapar dalam jumlah cukup tinggi. Oleh karena itu, pemahaman mengenai cara penyebaran dan pencegahannya sangat penting.
Berbeda dengan flu biasa, Legionnaires tidak menular dari orang ke orang. Sebaliknya, bakteri menyebar melalui partikel air yang terhirup ke dalam paru-paru. Misalnya, seseorang bisa terinfeksi saat menghirup uap air dari pancuran hotel atau sistem AC yang terkontaminasi. Dengan kata lain, infeksi terjadi melalui udara, tetapi sumber utamanya berasal dari air yang terkontaminasi.
Apa Saja Gejala Penyakit Legionnaires?
Selanjutnya, gejala penyakit ini bisa muncul dalam dua hingga sepuluh hari setelah paparan. Penderita biasanya mengalami demam tinggi, batuk kering, kelelahan, nyeri otot hingga sesak napas. Jika tidak ditangani segera, komplikasi berat seperti gagal napas atau infeksi menyebar dapat terjadi. Untuk itu, diagnosis dini sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
Di samping itu, fasilitas umum seperti rumah sakit, hotel atau pusat kebugaran perlu menerapkan sistem pengelolaan air yang ketat. Pembersihan rutin dan pemeliharaan instalasi air panas dan dingin dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Lebih jauh lagi, penggunaan sistem filtrasi dan pemanasan air yang baik turut mendukung upaya pencegahan.
Pentingnya Edukasi Masyarakat
Selain dari sisi teknis, edukasi masyarakat tentang risiko juga memegang peran penting. Banyak orang belum mengetahui bahwa air yang terlihat bersih belum tentu bebas bakteri. Maka dari itu, kesadaran kolektif harus ditingkatkan, terutama di lingkungan dengan populasi rentan.
Akhirnya, upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci pengendalian penyakit Legionnaires. Dengan kolaborasi antara otoritas kesehatan, pengelola fasilitas dan masyarakat, penyebaran penyakit ini bisa ditekan. Meskipun tergolong langka, penyakit ini tetap berpotensi menimbulkan wabah jika diabaikan.