BerkatnewsTV. Wawancara, baik untuk kerja, riset, atau jurnalistik, membutuhkan konsentrasi dan komunikasi yang baik. Namun, banyak orang bertanya-tanya: apakah sopan jika kita membuat catatan saat wawancara berlangsung?
Pertanyaan ini penting, terutama karena tidak semua orang merasa nyaman saat lawan bicaranya menulis atau mengetik selama percakapan.
Catatan Bisa Meningkatkan Fokus
Membuat catatan bukan tanda bahwa seseorang tidak memperhatikan. Justru sebaliknya karena catatan membantu kita mengingat hal penting, menangkap detail dan menyusun pertanyaan lanjutan secara logis. Tanpa catatan, kita mudah lupa poin-poin penting yang disampaikan narasumber.
Dalam konteks profesional, mencatat juga menunjukkan keseriusan. Pewawancara atau peneliti yang mencatat memberi kesan bahwa ia benar-benar menghargai setiap informasi yang diterima.
Tapi Perhatikan Etika dan Situasi
Meskipun mencatat bermanfaat, kamu tetap perlu membaca situasi. Tidak semua orang nyaman jika kamu sibuk menulis saat mereka bicara. Beberapa mungkin merasa dihakimi atau mengira kamu tidak fokus karena terus menunduk.
Karena itu, lakukan hal berikut:
- Minta izin lebih dulu. Ucapkan, “Apakah tidak apa-apa jika saya mencatat selama percakapan kita?”
- Gunakan cara mencatat yang tidak mengganggu. Pilih buku catatan kecil atau aplikasi pencatat yang sederhana. Hindari mengetik dengan suara keras atau terlalu sering menatap layar.
- Jaga kontak mata. Jangan hanya fokus ke catatan. Sesekali angkat wajah, beri respons dan tunjukkan bahwa kamu tetap mendengarkan.
Catatan Digital atau Tulis Tangan?
Baik catatan digital maupun manual punya kelebihan. Menulis tangan memberi kesan lebih personal dan tidak terlalu mengganggu suasana. Tapi mengetik bisa lebih cepat dan praktis, terutama jika kamu perlu mencatat banyak hal.
Jika kamu memilih mencatat dengan laptop atau tablet, pastikan alat tersebut tidak menghalangi pandangan dan tidak mengeluarkan suara berisik.
Kesimpulan
Membuat catatan saat wawancara itu boleh dan bahkan disarankan, selama kamu melakukannya dengan cara yang sopan dan penuh perhatian. Kuncinya ada pada komunikasi dan sikap. Jika kamu menghormati narasumber dan menjaga kontak sosial selama mencatat, kamu justru menunjukkan profesionalisme.
Jadi, bukan soal boleh atau tidak, tapi bagaimana caramu melakukannya.