Sipayo Tone Aplikasi Turunkan Stunting

Bupati Sanggau Paolus Hadi saat lauching Aplikasi posyandu tangan online (Sipoya tone) untuk turunkan stunting di Sanggau, Senin (29/5). Foto: pek
Bupati Sanggau Paolus Hadi saat lauching Aplikasi posyandu tangan online (Sipoya tone) untuk turunkan stunting di Sanggau, Senin (29/5). Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Aplikasi posyandu tangan online (Sipoya tone) diluncurkan untuk turunkan stunting di Sanggau.

“Inovasi ini penting karena berkaitan dengan data. Karena selama ini ada dua sumber data yang berbeda yakni Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kemenkes, ” kata Bupati Paolus Hadi disela launching Sipayo Tone, Senin (29/5)

Ia memastikan, aplikasi ini tidak akan mampu persoalan stunting jika tidak dibarengi dengan aksi nyata di lapangan.

“Dia (aplikasi ini) tidak akan mampu menjawab jika tidak dibarengi dengan actionya. Data ini akan memperlihatkan anak ini stunting atau tidak? Mengapa anak ini stunting, apa penyebabnya dan bagaimana penanganannya. Yang jelas data ini harus valid,” tuturnya.

Baca Juga:

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting menjelaskan, aplikasi Sipoya Tone digunakan untuk memperbaiki data dan pelayanan penanganan stunting.

“Kenapa dikatakan memperbaiki data karena selama ini kita belum mempunyai data by name by address untuk ibu hamil maupun balita,” kata Ginting.

Melalui aplikasi Sipoya Tone ini, lanjut Ginting, data yang diinput akan dilakukan 100 persen dan tidak lagi menggunakan sampel tapi sesuai total populasi.

“Sementara yang dimaksud peningkatan pelayanan, dengan aplikasi ini kita mempunyai pelayanan geospasial dan notifikasi digital dimana data yang disajikan akurat memuat nama dan alamat lengkap bayi yang mengalami stunting,” ungkapnya.

Ginting menjelaskan, aplikasi Sipoya Tone ini nantinya dikelola oleh kader Puskesmas hingga bidan desa, kemudian Kepala Puskesmas, Kepala Bidang di Dinas Kesehatan sampai ke Kepala Dinas Kesehatan.

“Adminnya berjenjang tapi kita batasi aksesnyanya sesuai kewenangan dan geografis masing-masing. Kita juga berikan akses untuk OPD lain untuk memasukan intervensi apa yang sudah dilakukan untuk locus secara geospasialnya,” terang dia.

Tidak hanya sinergis dengan OPD lain, aplikasi ini dipastikan terintegrasi dengan aplikasi lain seperti e-PPGM, Sidompu, dan lain sebagainya.

“Artinya, semua aplikasi itu bisa saling mengambil dan melengkapi. Output aplikasi yang sudah ada bisa menjadi input Sipoya Tone ini sehingga pada akhirnya bisa digunakan sebagai sarana monitoring dan evaluasi penanganan stunting,” imbuhnya.(pek)