Sanggau, BerkatnewsTV. Guru SD dan SMP di Sanggau telah menerbitkan sebanyak 157 buku yang merupakan karya tulisnya tentang dunia pendidikan.
Di buku – buku tersebut diantaranya menceritakan tentang pengalaman para guru dalam memberikan pengajaran di tengah pandemi.
“Terima kasih kepada Forum Indonesia Menulis (FIM), baik dari pusat maupun FIM Kabupaten Sanggau karena telah memfasilitasi. Dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang juga telah mendukung,” kata Bupati Sanggau Paolus Hadi saat launching, Senin (7/2).
Menurut Paolus bukku-buku tersebut otomatis menambah koleksi di Perpustakaan Daerah Sanggau yang sudah bisa dibaca masyarakat.
“Harapan saya, jangan berhenti untuk berkarya, terus diperkuat dan ditambah. Meski sudah memiliki pengalaman bagaimana cara menulis yang baik, tetaplah belajar agar bisa menjadi penulis yang lebih hebat ke depan,” imbuhnya.
Bupati Sanggau dua periode ini menyebut, buku karya para guru ini bukan hanya menjadi referensi, tapi juga bisa menjadi motivasi bagi yang lain. Karena para guru yang telah membuat karyanya ini kebanyakan berada di wilayah pedalaman.
“Saya berharap program ini terus berlanjut dan pemerintah daerah tentu mendukung. Dan harapan saya kepada pemerintah pusat agar program ini ditingkatkan lagi, sehingga semakin banyak guru-guru yang membuat karya dalam bentuk menulis buku,” terangnya.
Baca Juga:
- Berkontribusi Pembangunan Umat, Muhammadiyah Sebarkan Dakwah Kebaikan
- Siswa SMK Negeri 01 Sanggau Diduga Korban Penipuan Beasiswa
Bunda Literasi Kabupaten Sanggau Arita Apolina juga memberikan apresiasi kepada para guru-guru yang telah membuat karya tulis.
“Terima kasih sudah berkenan mengumpulkan hasil pikiran, karya, inisiatif dan inovatifnya untuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Sanggau,” ujarnya.
Pihaknya, kata Arita, akan membantu mempromosikan karya para guru untuk dibaca.
“Setelah dibaca tentu harus ada perlakuan, bentuknya apakah pengetahuan, berbentuk ide ataupun berbentuk sarana komunikasi. Harus tercermin di dalam buku yang sudah kita baca, ini yang mungkin bisa memberikan inspirasi bagi para pembaca dari berbagai kalangan, sehingga dari hasil ini tentu ada dampak bagi peminat baca,” ungkapnya.
Arita berharap, ide, gagasan dan banyak cerita dari FIM harus diteruskan kembali kepada generasi muda yang sangat membutuhkan pembinaan dan bantuan untuk lebih maju dalam banyak hal.
“Sekarang ada juga yang disebut literasi digital, bagaimana kita membuat satu karya tulis yang bisa dinikmati oleh banyak orang, yang disukai oleh banyak orang, juga dengan teknologi zaman sekarang yang serba canggih,” pungkasnya. (pek)