Tragedi Banjar Serasan, Ortu Korban Tuntut AM Hukuman Mati

Ngadinah orang tua Sumi dan nenek Gerby korban yang dibunuh oleh AM, suami dan ayah tiri korban
Ngadinah orang tua Sumi dan nenek Gerby korban yang dibunuh oleh AM, suami dan ayah tiri korban. Foto: Robby

Pontianak, BerkatnewsTV. Isak tangis tak terbendungkan dari pihak keluarga ketika melihat AM, pelaku pembunuhan ibu dan anak di Banjar Serasan saat gelar rekontruksi, Sabtu (3/10).

Bahkan kemarahan diluapkan ibu korban Ngadinah yang tak terima anak dan cucunya menjadi korban kebiadaban AM pada Senin (28/9) malam lalu.

“Saya minta dihukum setimpal. Kalau perlu dihukum mati. Saya tengok mukanya mau saya tinju dia. Tolong pak dihukum setimpal, hukum mati dia,” kesalnya seraya menangis.

Ia katakan sedari kecil Sumi dirawatnya sejak ayahnya meninggal dunia. Namun akhirnya harus pergi dengan tragis.

“Saya tak rela. Dari kecil bapaknya sudah meninggal saya merawatnya. Lalu sekarang anak dan cucu saya dibuatnya seperti ini. Anak saya mati dia dihukum cuma berapa tahun saja habis itu keluar penjara. Rugi saya,” tuturnya.

Rekonstruksi yang digelar Polresta Pontianak ini berujung ricuh. Keluarga korban yang kesal dengan pelaku melampiaskan kemarahannya. Begitu pula ratusan warga yang menyaksikan rekonstruksi.

Terdengar caci maki dari warga maupun keluarga yang dilontarkan kepada pelaku yang berusaha mendekati dan memukul pelaku.

Namun barikade puluhan personel polisi bersenjata lengkap yang menjaga ketat berusaha menenangkan warga dan keluarga.

Di rekonstruksi ini, AM memperagakan 22 adegan. Mulai saat datang ke rumah, pertengkaran dengan Sumi, pemukulan terhadap Sumi (istri) dan Geby (anak) hingga berujung pada kematian.

Sambil menangis tersedu sedu, AM berkali kali menyatakan penyesalannya.

Baca Juga:

Tragedi di Banjar Serasan akhirnya berhasil diungkap Polresta Pontianak. Sumi (39) dan anaknya Geby (19) menjadi korban pembunuhan yang tidak lain adalah suami dan ayah tirinya.

Kepada penyidik di Mapolresta Pontianak, AM mengaku perbuatannya melakukan pembunuhan pada Senin (23/9) malam. Ia menduga ada orang ketiga dalam rumah tangganya. Bahkan, orang ketiga itu mengirimkan video porno ke istrinya.

“Motifnya karena ada orang ketiga. Dia juga minta pisah. Ada lah dua puluh hari ngomong begitu. Saya tidak tahu kenapa. Tapi saya curiga dengan kawannya sendiri nama Basuki. Masuk akal ke laki-laki ini kirimkan video porno ke istri saya. Saya lihat sendiri di hapenya (Sumi),” ceritanya saat menjalani pemeriksaan, Jumat (2/10) di Mapolresta Pontianak.

AM mengaku telah melaporkan video porno yang dikirimkan Basuki ke Polda untuk diproses hukum. “Yang jelas saya minta nama baik. Masa istri saya dikirimkan video porno,” tuturnya.

Sebelum peristiwa pembunuhan, AM sempat bertemu dengan Basuki yang datang ke rumah untuk diselesaikan masalah tersebut.

“Dia minta maaf. Kalau kau mau saya laporkan ini. Kalau kau mau urus ke sana (Polda) saja lah,” ujarnya.

Tragedi Banjar Serasan di Kecamatan Pontianak Timur itu menggegerkan Kota Pontianak.

Nyawa Sumi (40) dan anaknya Geby (19) dihabisi AM dengan menggunakan sebatang besi sap mesin speedboat 40 PK.

Usai menghabisi nyawa keduanya, malam itu juga AM langsung melarikan diri ke Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya tempat istrinya yang lain.

Bahkan ia sempat memberitahukan ke anaknya Fr di Rasau Jaya bahwa telah membunuh Sumi dan Geby. Namun malam itu juga, AM langsung melarikan diri ke Buntut Limbung tidak jauh dari Kecamatan Terentang Kabupaten Kubu Raya.

Di sana ia bersembunyi di sebuah gudang kosong selama beberapa hari. Speed yang digunakannya dari Rasau Jaya menuju Terentang ditenggelamkannya di sungai untuk menghilangkan jejak. Termasuk handphone miliknya.(tmB/rob)