Kisah IRT di Perbatasan Tidak Terima BST

bst, bantuan sosial tunai, kemensos, pkh, bpnt
Mariamah Wati (36) Warga Dusun Entikong Benuan RT 02 Desa Entikong Kecamatan Entikong

Sanggau, BerkatnewsTV. Penyaluran berbagai program bantuan pemerintah sebagai dampak pandemi covid-19 sampai hari ini masih menjadi persoalan.

Tidak sedikit kantor desa yang didemo warganya karena data penerima berbeda dengan kondisi riil di lapangan.

Hal ini juga dirasakan Mariamah Wati (39), warga Dusun Entikong Benuan RT 02 Desa Entikong Kecamatan Entikong.

Kepada wartawan, Wanita yang akrab disapa Maria asal Sekantot Kecamatan Jangkang itu mengaku benar – benar mengalami kesulitan ekonomi. Apalagi pasca suaminya Muhammad Islamuddin mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai buruh bangunan.

“Suami saya hanya buruh bangunan. Biasanya suami yang nyari nafkah. Semenjak terjatuh saat kerja, kami sudah tidak punya penghasilan lagi,” ujarnya, Minggu (14/6).

Baca juga:

Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, Maria terpaksa menjual barang – barang yang ada di rumah.

“Sejak dari pertama suami sakit, saya terpaksa menjual semua barang – barang yang ada di rumah. Dari mulai emas, peralatan rumah tangga sampai motor. Sekarang sudah tidak ada lagi barang yang mau di jual,” ungkapnya.

Wanita lulusan Sekolah Dasar dengan tiga anak itu sangat berharap bantuan pemerintah, terutama BST yang sangat dibutuhkan.

“Saya punya tiga anak, yang tua sudah tamat SMK, kadang dia yang bantu dengan kerja serabutan, yang nomor dua masih kelas 2 SMK dan yang nomor 3 kelas 3 MTs. Otomatis kami lagi butuh biaya untuk makan sehari – hari dan membiayai anak sekolah,” bebernya.

Maria menyampaikan, ia sudah menyerahkan KTP dan KK kepada pihak kantor camat dengan harapan bisa mendapatkan bantuan, akan tetapi belum ada tanggapan.

“Sebulan yang lalu kalau ndak salah saya serahkan KTP dan KK, tapi tidak ada tanggapan. Bukan apa bang, sekarang kami juga terdampak covid-19, apalagi suami sudah tidak bekerja karena terjatuh dari bangunan,” ceritanya.

Melalui keluh kesahnya ini, Maria dan keluarga sangat berharap Pemerintah mau mendengar dan membantu mereka.

“Saya lagi pusing kerjaan tidak ada, mau dapat uang dari mana. Kadang untuk makan saja, ada tetangga yang baik hati membatu, tapi kan tidak setiap hari,” tuturnya. (pek)