Pontianak, BerkatnewsTV. Aparat keamanan telah mendeteksi potensi kejahatan di Hari Raya Idul Fitri atau lebaran 2109 kali ini lebih kompleks. Masyarakat Kalimantan Barat pun diimbau untuk lebih meningkatkan lagi kewaspadaan.
Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono saat menyampaikan amanat Kapolri mengingatkan beberapa hal antara lain soal kerawanan situasi karena berbarengan dengan proses pemilu
“Lebaran tahun ini dilakukan bersamaan dengan proses tahapan Pemilu 2019. Karena itu, potensi kerawanan akan lebih kompleks dibanding tahun sebelumnya. Ada berbagai gangguan yang diidentifikasi, diantaranya terorisme, kejahatan konvensional seperti copet, begal, premanisme, hipnotis dan lain-lain, aksi intoleransi dan kekerasan,” ungkap Kapolda.
Hal itu disampaikan disela gelar apel pasukan gabungan Operasi Ketupat Kapuas 2019 di Alun-alun Kapuas, Selasa (28/5) sore.
Peserta apel gelar pasukan operasi ketupat kapuas 2019 ini berasal dari Polri, TNI, Dinas Perhubungan Kalbar, Satpol PP dan lainnya.
Tampak hadir, Pangdam XII/ Tpr Mayjen Herman Asaribab, Gubernur Kalbar Sutarmidji, Wakil Kapolda Brigjen Sri Handayani, Kepala SAR Pontianak Heri Marantika, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
“Selain itu, potensi gangguan terhadap kelancaran dan keselamatan transportasi darat, laut dan udara, permasalahan terkait stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok serta bencana alam tetap menjadi potensi kerawanan yang harus diantisipasi secara optimal dalam Operasi Ketupat tahun 2019 ini,” tambah Kapolda mengingatkan.
Dalam kesempatan ini, saya memiliki keyakinan dan harapan bahwa Polri didukung TNI dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam Operasi Ketupat tahun 2019 akan bekerja keras dan mengerahkan segenap sumber daya dalam pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2019.
“Kita semua berharap, operasi yang berjalan dari 29 Mei sampai 10 Juni 2019 nanti akan berjalan dengan sukses. Kerja keras dan kebersamaan menjadi kunci dalam rangka operasi ketupat 2019,” harapnya.(rls)