loading=

Sujiwo Kecewa Angkasa Pura Larang Pengecatan Gapura

Sujiwo Kecewa Angkasa Pura Larang Pengecatan Gapura
Bupati Kubu Raya Sujiwo menyayangkan keputusan PT Angkasa Pura II yang melarang dan menghentikan pengecatan gapura Bandara Udara Internasional Supadio Kubu Raya Kalimantan Barat di Jalan Arteri Supadio yang dilakukan Dinas PUPR Kubu Raya. Foto: dian/berkatnewstv

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Bupati Kubu Raya Sujiwo menyayangkan keputusan PT Angkasa Pura II yang melarang dan menghentikan pengecatan gapura Bandara Udara Internasional Supadio Kubu Raya Kalimantan Barat di Jalan Arteri Supadio.

Gapura tersebut sebelumnya terlihat kusam dan oleh Dinas PUPR Kubu Raya berinisiatif untuk melakukan pengecatan dan memperbaiki penerangan agar terlihat bagus.

Menurut Sujiwo aksi intrograsi kepada petugas yang sedang bekerja memperindah Gapura tersebut, salah dan tidak etis.

“Saya pikir sama-sama plat merah, ya datanglah bukan dengan cara-cara mengintrograsi seperti itu. Dari situ, saya sangat kecewa,” tegasnya usai upacara pembukaan TMMD ke 126 TA 2025 di Desa Pal 9 Sui Kakap, Rabu (8/10).

Sujiwo menyatakan bersedia jika memang harus pakai mekanisme surat-menyurat antar-kabupaten ke Angkasa Pura II. Namun bukan aksi menyetop pekerjaan yang sedang dilakukan.

Baca Juga:

“Kecuali kita nih lagi megang linggis sedang merusak boleh disetop. Makanya pada waktu disetop saya bilang jalankan saja,” tegasnya.

Sembari menahan rasa kekecewaan Sujiwo mencontohkan peristiwa rumitnya birokrasi apabila berhadapan dengan situasi yang diperlukan segera tindakan.

“Misalnya di rumah sakit ada pasien kejang-kejang, sakit parah kemudian harus ngirim surat terdahulu, surat tembusan ke mana-mana. Ya mati rakyat (pasien) ini masa seperti itu, atau ada warga yang kelaparan kita mau bantu bansos harus mekanisme dulu, pakai proposal dahulu ya keburu mati rakyat ini karena kelaparan. Makanya saya mohon maaf harus menabrak-nabrak birokrasi, tujuan saya itu pingin simpel-lah,” terangnya.

Kendatipun seperti itu, Sujiwo masih membuka diri untuk berkolaborasi. Seiring pengecatan gapura tersebut ada yang keberatan silahkan dibongkar.

“Punya aset ya dirawatlah, dijaga kalau memang tidak mampu atau tidak bisa ngomong gak bisa. Sementara masyarakat banyak yang tidak paham apa itu Angkasa Pura,” pungkasnya. (dian)