BerkatnewsTV. Setiap hari, kita terlibat dalam percakapan baik di rumah, di kantor atau di tempat umum. Tapi tak jarang, seseorang tiba-tiba menyela di tengah pembicaraan. Apakah hal itu sopan? Atau justru merusak etika berbicara?
Menyela: Antara Antusias dan Agresif
Beberapa orang menyela karena terlalu antusias. Mereka ingin cepat merespons atau menyampaikan pendapat sebelum lupa. Yang lain menyela karena merasa perlu meluruskan sesuatu. Namun, siapa pun tetap harus berhati-hati. Memotong pembicaraan tanpa jeda atau izin bisa menunjukkan sikap tidak menghargai.
Saat kamu menyela tanpa kontrol, kamu bisa membuat lawan bicara merasa diremehkan. Kamu juga bisa menciptakan suasana tegang, apalagi jika topiknya sensitif.
Kapan Menyela Diperbolehkan?
Beberapa situasi memang membutuhkan penyelaan. Misalnya:
- Situasi darurat. Jika seseorang menyampaikan informasi berbahaya atau menyesatkan, kamu perlu segera menghentikannya.
- Diskusi terbatas waktu. Saat waktu berbicara terbatas, kamu bisa menyela secara sopan agar pembahasan tetap fokus.
- Mencegah kesalahpahaman. Menyela di awal bisa menghindari perdebatan panjang yang tidak perlu.
Tapi ingat, tujuan menyela bukan untuk menang sendiri, melainkan menjaga arah percakapan tetap sehat.
Cara Menyela Tanpa Merusak Suasana
Menyela saat orang berbicara bisa tetap sopan jika dilakukan dengan cara yang tepat. Berikut beberapa tips:
- Cari jeda alami. Jangan potong kalimat di tengah. Tunggu jeda napas atau akhir kalimat.
- Gunakan isyarat. Angkat tangan, angguk, atau beri tanda bahwa kamu ingin berbicara.
- Sampaikan dengan sopan. Ucapkan, “Maaf, boleh saya menanggapi?” atau “Sebentar, ada hal penting yang perlu saya klarifikasi.”
Nada suara juga penting. Jangan bicara dengan nada tinggi atau menyerang. Tetap tenang dan tunjukkan bahwa kamu menghargai lawan bicara.
Kesimpulan
Menyela tidak selalu salah. Tapi kamu harus tahu kapan dan bagaimana melakukannya. Dengarkan dengan seksama, hargai giliran bicara dan sampaikan pendapat dengan cara yang bijak. Kalau kamu ingin dihargai, tunjukkan bahwa kamu juga menghargai.
Percakapan bukan ajang adu cepat bicara, tapi ruang untuk saling memahami.