Hewan Penular Rabies Kian Meresahkan, Masyarakat Diminta Kooperatif

Petugas sedang melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan penular rabies di Sanggau yang populasinya semakin hari kian tinggi
Petugas sedang melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan penular rabies di Sanggau yang populasinya semakin hari kian tinggi. Foto: dok berkatnewstv

Sanggau, BerkatnewsTV. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Sanggau semakin hari kian meresahkan. Jumlahnya semakin bertambah.

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sanggau mencatat di wilayah perkotaan per April 2024 sudah terdapat 318 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR).

Walau pun belum ada satupun dari semua itu yang positif tertular rabies. Namun, Disbunak telah menyiapkan 12 ribu dosis vaksin.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Disbunak Kabupaten Sanggau, Ambius Anton mengaku hingga Mei 2024 baru 1.162 ekor hewan yang telah disuntikan vaksin rabies.

Artinya masih ada sepuluh ribu lebih dosis vaksin yang belum diberikan kepada hewan.

“Anjingnya sekitar 903 ekor, kucing 223 ekor, monyet 4 ekor dan 32 ekor binatang lainnya, seperti musang,” katanya, Selasa (14/5).

Baca Juga:

Diperkirakan populasi hewan penular rabies di Kabupaten Sanggau berkisar diangka 40 ribu ekor lebih, akumulasi dari beberapa jenis hewan.

12 ribu dosis vaksin anti rabies untuk hewan yang tersedia itu berbanding jauh dengan jumlah populasi yang ada.

“Kalau populasi dasarnya ini kita mengacu ke populasi tahun sebelumnya, populasi tahun sebelumnya agak tinggi sekitar empat puluh ribu lebih kucing, anjing, kera dan lainnya itu secara akumulatif,” ujarnya.

Kasus rabies mulanya terditeksi di Kabupaten Landak. Untuk itu, langkah pencegahan mengantisivasi penularan kepada hewan didalam Kabupaten, Disbunak telah melakukan vaksinasi menyeluruh di daerah perbatasan dengan Kabupaten Landak.

“Nah selanjutnya ini kita akan fokus ke kawasan perbatasan Malaysia di Kecamatan Entikong. Kita khawatir takutnya karena ini kan beranda,” tutur Anton

Lebih jauh, dalam pelaksanaan vaksinasi di lapangan, Anton mengakui banyak sekali kendala teknis. Terutama sikap tidak koperatif dari pemilik hewan yang akan divaksin.

Ia sangat berharap masyarakat pemilik hewan bisa bekerjasama dengan pihaknya dalam proses penyuntikan vaksin.

Dengan renpons landai dari masyarakat ini, maka dikhawatirkan upaya pengendalian rabies ini akan memakan waktu yang panjang.

“Kalau melihat dari kasus kasus yang ada ini kan masih potensinya masih akan terus berkembang ni,” pungkasnya.(pek)