Inflasi Ketapang 3,5%, Harga Makanan Naik

Inflasi Ketapang di bulan Februari berada di angka 3,5 %. Angka inflasi ini dinilai masih katagori terkendali. Namun, harga makanan melonjak tinggi. Foto: dok berkatnewstv
Inflasi Ketapang di bulan Februari berada di angka 3,5 %. Angka inflasi ini dinilai masih katagori terkendali. Namun, harga makanan melonjak tinggi. Foto: dok berkatnewstv

Ketapang, BerkatnewsTV. Inflasi Ketapang di bulan Februari berada di angka 3,5 %. Angka inflasi ini dinilai masih katagori terkendali. Namun, harga makanan melonjak tinggi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ketapang Agus Hartanto menyebutkan terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,5%, dengan IHK mencapai angka 106,45. Dibandingkan pada bulan Januari yaitu 4,31%. Inflasi ini masuk dalam kategori ringan, tingkat keparahan inflasi kurang dari 10%.

“Inflasi y-on-y ini terjadi karena naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran, termasuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,54%,” jelasnya.

Lanjutnya, tingkat inflasi month to month (m-to-m) untuk bulan Februari 2024 hanya sebesar 0,01%, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) mencapai 0,36%.

Baca Juga:

Dalam rincian komoditas, Agus menambahkan komoditas yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi y-on-y pada bulan Februari 2024 antara lain beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), kentang, gula pasir, ikan tenggiri, ikan kembung, tarif air minum pam dan bahan pokok lainnya.

Sedangkan, komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y adalah udang basah, bawang merah, seng, kipas angin, makanan ringan/snack, bayam, mesin cuci, ikan tongkol, pembasmi nyamuk bakar, jeruk, ikan baung, ikan asin teri, deterjen cair dan lainnya.

Sementara untuk inflasi m-to-m, komoditas seperti cabai rawit, tarif air minum pam, beras, ikan tenggiri, kacang panjang, telur ayam ras, minyak goreng, cabai merah, tomat, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, kentang, gula pasir, jeruk, semangka, udang basah, air kemasan, ketimun, daging sapi, ikan teri, dan ikan senangin merupakan yang dominan memberikan andil inflasi.

Meskipun terjadi inflasi namun, peningkatan harga terutama pada kelompok makanan menunjukkan adanya perhatian yang perlu diberikan terhadap stabilitas harga.

“Pemerintah daerah diimbau untuk terus memantau dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dikarenakan kebutuhan barang pokok naik hingga 2,98% dari pada komoditas lainnya maksimal 0,07%,” Agus mengingatkan. (naf)