Kubu Raya, BerkatnewsTV. Dari seluruh kabupaten/ kota, kasus DBD di Kubu Raya tertinggi di Kalimantan Barat. Hingga 22 November 2023, jumlahnya mencapai 1.061 kasus dengan kasus kematian sebanyak 4 orang.
“Jumlah ini sudah mulai menurun hingga minggu ke-45,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Marijan kepada berkatnewsTV, Kamis (23/11).
Jumlah itu sambung Marijan tersebar mulai dari Puskesmas hingga Rumah Sakit Kubu Raya.
Kendati menjadi kabupaten tertinggi kasus DBD, namun Kubu Raya belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Status KLB belum tapi langkah-langkah yang sudah kita ambil layaknya KLB,” tambahnya.
Baca Juga:
- DBD di Kubu Raya Capai 89 Kasus, Satu Diantaranya Meninggal Dunia
- 363 Kasus DBD, Empat Orang Meninggal Dunia
Langkah itu disebutkan Marijan adalah fogging di setiap daerah yang rawan dan rentan Demam Berdarah (DBD) yang disebarkan oleh virus nyamuk aedes agypty tersebut. Selain itu, juga dibagikan bubuk abate kepada masyarakat.
“Fogging dan bubuk abate ini gratis. Masyarakat tidak dipungut biaya. Sampaikan saja ke petugas kesehatan yang ada di Puskesmas, Pustu, Poskesdes,” imbaunya.
Namun Marijan mengingatkan, fogging dan abatesasi bukan lah semata-mmata bisa membasmi keseluruhan sarang nyamuk. Budaya gotong royong juga sangat diperlukan di setiap lingkungan.
“Supaya tidak ada tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk. Sehingga gotong royong harus digencarkan di masyarakat dengan menggalakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang plus mencegah gigitan dan perkembang biakan nyamuk,” imbaunya.
Ia juga mengimbau memasang kelambu nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidak menggantung pakaian di kamar serta memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras.(rob)
