Singkawang, BerkatnewsTV. Lebih dari 500 peserta dan undangan dari berbagai penjuru Indonesia dan luar negeri hadir di Festival HAM yang digelar di Singkawang yang dimulai pada 17 – 19 Oktober 2023.
Selama 3 hari, Festival Hak Asasi Manusia (HAM) akan menghadirkan 4 diskusi pleno dan 9 diskusi paralel, dialog orang muda, kunjungan ke sejumlah tempat yang memiliki makna penting terkait HAM, deklarasi Festival HAM, kampanye toleransi, sosialisasi anti-bullying, pertunjukan seni, hingga pameran produk dan kuliner lokal.
“Festival HAM ini adalah wujud dari komitmen bersama kita untuk menghormati dan melindungi hak asasi manusia untuk semua warga negara tanpa seorangpun yang tertinggal, no one left behind”, kata Tenaga Ahli Utama Bidang HAM KSP, Siti Ruhaini Dzuhayatin.
Hasil diskusi di semua sesi tersebut menjadi rumusan deklarasi yang berisi gambaran situasi kondisi HAM, temuan saat diskusi, dan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya.
Harapannya, deklarasi rekomendasi yang disampaikan akan ditindaklanjuti secara konkret oleh pemerintah daerah dan pusat.
Festival HAM merupakan forum berbagi pengalaman praktik baik dalam penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM yang diselenggarakan pada suatu daerah sebagai tuan rumah.
Baca Juga:
Sementara itu Pj Gubernur Kalbar Harrison saat membuka Festival HAM pada Selasa (17/10) menilai HAM merupakan wujud kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah dalam Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan, Penegakan, dan Pemajuan Hak Asasi Manusia (P5 HAM). Dalam upaya mewujudkan kondisi daerah yang aman, tentram dan tertib.
Sementara itu Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro berharap agar Festival HAM menjadi forum untuk terus mendorong pemajuan, perlindungan, dan pemenuhan HAM melalui peran pemerintah daerah. Sehingga, HAM menjadi nilai dan prinsip yang digunakan dalam kebijakan dan pelayanan bagi masyarakat, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Festival HAM juga lahir sebagai bentuk pengawalan masyarakat sipil bagi pemerintah daerah dalam memastikan perwujudan kehidupan masyarakat di wilayahnya agar sesuai dengan prinsip kabupaten/kota HAM
Kegiatan ini diselenggarakan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dan Kantor Staf Presiden (KSP) RI, bersama Pemerintah Kota Singkawang dalam rangka mengekspresikan kebijakan dan praktik HAM di daerahnya.
Terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah Festival HAM merupakan hasil perjuangan segenap pemangku kepentingan dan masyarakat di Kota Singkawang menjadikan Kota Singkawang sebagai kota yang menempati peringkat pertama Indeks Kota
Toleran (IKT) hasil survei SETARA Institute pada 2022.
Dalam Festival HAM 2023 ini, pemerintah Kota Singkawang menunjukkan nilai- nilai kolektif dan praktik-praktik toleransi yang telah mendarah daging di wilayahnya, serta cerita dan pembelajaran tentang penghormatan HAM kepada para peserta festival.
“Kami berharap predikat Kota Toleran yang sudah dicapai oleh Kota Singkawang ini terus dapat dipertahankan sembari berupaya mewujudkan Singkawang sebagai human rights city atau Kota HAM di Indonesia,” ujar Pj. Wali kota Singkawang, Sumastro.
Dalam kesempatan ini, Kota Singkawang juga akan berbagi pengalaman dan informasi kepada daerah lain mengenai cara merawat dan mengimplementasikan kehidupan yang bertoleransi.
“Penghargaan Kota Paling Toleran dimaksudkan untuk mempromosikan praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia. Indeks Kota Toleran (IKT) ditujukan untuk memberikan informasi tentang status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan, dan inklusi sosial,” tambahnya.(uck)