Description

Kesadaran Bahaya Stunting Masih Rendah

Rembuk stunting untuk menurunkan kasus prevelensi stunting di Singkawang Kamis (18/5) yang masih tergolong tinggi yakni 12,8 persen
Rembuk stunting untuk menurunkan kasus prevelensi stunting di Singkawang Kamis (18/5) yang masih tergolong tinggi yakni 12,8 persen. Foto: cok

Singkawang, BerkatnewsTV. Kasus prevelansi stunting di Singkawang masih tergolong tinggi yakni 12,8 persen. Apalagi, kesadaran masyarakat terhadap bahaya stunting masih dibilang rendah.

“Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat akan bahaya stunting masih terbilang rendah sehingga diperlukan penguatan aksi daerah yang solutif,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Singkawang Yulianus Anus, saat rembuk stunting Kamis (18/5).

Menurutnya, bagaimana bisa mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anak-anak bangsa mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya.

Presiden RI telah menandatangani Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Perpres ini memberikan dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan stunting.

“Target kita sangat jelas. Substansinya mengadopsi strategi nasional percepatan penurunan stunting 2018-2024. Kita ingin menurunkan angka prevalensi stunting di bawah 14 persen pada tahun 2024,” tegas dia.

Baca Juga:

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang Alexander mengatakan hingga saat ini pihaknya telah melakukan berbagai kinerja dalam rangka percepatan penurunan angka stunting d Kota Singkawang.

“Diantaranya, Kampanye stunting, Pembagian bahan makanan tambahan bagi balita stunting, Rembuk stunting, Orientasi bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT),” ujarnya.

Sejauh ini, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) tercatat sebanyak 12,18 persen atau 675 balita stunting di Kota Singkawang sampai dengan bulan Februari 2023.

“Semoga, kita dapat bersama-sama dalam penanganan stunting untuk mengejar target nasional tahun 2024 balita stunting tidak melebihi angka 14 persen,” pungkasnya. (cok)