Bengkayang, BerkatnewsTV. Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kabupaten Bengkayang mengungkapkan kendala teknis mengenai masuknya listrik negara di daerah-daerah yang belum dialiri listrik.
Direktur PLN Kabupaten Bengkayang, Aris Sunandar menungkapkan bahwa proses distribusi energi listrik ke rumah-rumah tidak bisa dinyalakan seketika.
“Ini tidak sesimple sambung lalu menyala. Karena setiap pembangunan 1 (satu) buah Gardu saja bisa menelan biaya Rp200 juta,” terangnya, Sabtu (18/3).
Menurut Aris, distribusi Listrik negara ke pelosok-pelosok daerah apabila murni pendanaan dari PLN saja, maka kemungkinan tidak akan terealisasi karena pendanaan yang minim dibandingkan banyaknya daerah yang belum dialiri listrik.
“Satu gardu Rp200 juta, sedangkan masyarakat pastinya perlu 450, 900, dan 1.300 Watt. Notabennya dalam 1 bulan rekening listrik 450 Watt dibawah 100 juta, paling tinggi 129 juta. Yang 900 Watt non subsidi sekitar 300 jutaan. Kalau murni pembangun dari PLN, kemungkinan tidak ada uang,” bebernya.
Baca Juga:
- Biaya Listrik di Seren Selimbau Capai Rp2 Juta per Bulan
- 10 OKP Distribusikan Bantuan Untuk Korban Banjir
Aris juga mengungkapkan perlunya sentuhan dari pemerintah dalam pendiatribusian listrik. “Sebagaimana yang sudah saya sampaikan tadi, misi ini perlu sentuhan pemerintah, terutama anggaran,” harapnya.
“Kita juga ada divisi UP2K yang menjalankan anggaran APBN. Setiap tahunnya mengucurkan anggaran untuk distribusi listrik” imbuhnya.
Aris kesal, permasalahan yang terjadi saat masuknya pembangunan tiang listrik di daerah-daerah yaitu masyarakat enggan menyerahkan lahannya untuk pembangunan tiang listrik.
“Saat anggaran keluar, kita siap nih bangun. Masyarakat tidak merelakan tanah untuk tancap tiang listrik. Selain itu, mereka juga minta ganti rugi seperti Sutet. Jadi untuk tancap tiang saja harus mengucurkan anggaran urus lahan masyarakat, belum kabel gardu dan lainnya,” ungkapnya.
Ia berharap kedepan masyarakat bisa mendukung pembangunan dengan bersedia merelakan sedikit lahannya untuk tancap tiang. (lex)