Tekan Inflasi Lewat Operasi Pasar

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) melakukan Operasi Pasar (OP) di Kabupaten Sintang untuk menekan laju inflasi Sintang
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) melakukan Operasi Pasar (OP) di Kabupaten Sintang untuk menekan laju inflasi Sintang, Jumat (16/9). Foto: dok berkatnewstv

Sintang, BerkatnewsTV. Salah satu upaya yang yang dilakukan Pemkab Sintang untuk menekan laju infasi yakni lewat operasi pasar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Sintang Arbudin menyebutkan pperasi pasar akan digelar di tujuh kecamatan.

“Direncanakan di tujuh titik, ada juga di Serawai, Kayan Hulu, dan beberapa titik di kecamatan lainya,” jelasnya, Rabu (28/9).

Operasi pasar ini akan menjual paket sembako yang berisikan beras, gula, telur, dan beberapa jenis lainya dengan harga dibawah harga pasar.

Pengendalian inflasi ini kata Arbudin tidak seluruh masyarakat dapat karena kegiatan serupa bakal digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan.

Inflasi Kabupaten Sintang masuk 10 kabupaten di Indonesia yang paling tertinggi yakni 7,4 persen seperti yang diungkapkan Presiden RI Joko Widodo pada Senin (12/9) saat rakor dengan seluruh kepala daerah secara virtual.

Wakil Bupati Sintang Melkianus mengungkapkan ada lima komoditi pemicu inflasi Sintang tertinggi.

“Ada lima komoditi penyebab inflasi sebesar 4,53 persen di Agustus 2022 adalah bahan bakar rumah tangga, tempe, angkutan udara, minyak goreng dan tahu mentah,” terangnya saat konfrensi pers, Kamis (15/9).

Melkinus membeberkan beberapa data bahwa Kabupaten Sintang di Agustus 2022 malah mengalami deflasi sebesar 0,96 persen, Desember 2021 hingga Agustus 2022 mengalami inflasi sebesar 4, 52 persen dan angka yang menyebutkan inflasi sebesar 7,39 persen itu merupakan perbandingan angka inflasi pada Agustus 2021 sampai Agustus 2022.

Kendati demikian, Pemkab Sintang tambah Melkianus akan mengambil sejumlah langkah untuk menekan laju inflasi.

Baca Juga:

“Antara lain mengendalikan harga, menjaga stok komoditas, menjaga daya beli masyarakat dan membantu UMKM, melakukan operasi pasar sembako, mempercepat belanja modal APBD 2022, optimalisasi bantuan sosial pasca kenaikan harga BBM, perbaikan jalan jalur distribusi sentra penghasil cabe dan sayur, secara rutin melakukan sidak harga ke pasar, mencegah dan mengawasi penimbunan komoditas masyarakat, dan memperkuat sinergi antar stakeholder yang ada,” beber Melkianus.

Selain itu tambah Melkianus, seluruh OPD telah diperintahkan agar segera melaksanakan proyek-proyek supaya jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin banyak.

Meskipun inflasi tinggi, akan tetapi Melkianus pastikan stok sembako hingga tiga bulan kedepan aman.

“Stok sembako untuk Kabupaten Sintang, aman hingga 3 bulan ke depan. Kami berharap tidak ada yang menimbun sembako disaat seperti ini,” ucapnya.(anty)