Sambas, BerkatnewsTV. Petani kelapa sawit di Kabupaten Sambas yang mendapatkan bantuan dana program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mengeluhkan pasokan benih yang kosong.
“Padahal 50 persen lubang sudah disiapkan namun bibit belum juga ada, masih kosong,” ungkap Ketua Kelompok Tani Berkah Jaya di Kecamatan Subah Jurianto, Kamis (8/9).
Akibatnya ia sebutkan, terpaksa petani menggunakan benih sawit dari petani lain.
Sementara itu Bupati Sambas Satono mengatakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Sambas sudah hampir 70 persen.
Namun Satono menyayangkan kondisi saat ini harga sawit jusrtru mengalami penurunan.
“Ketika sawit Rp 800 dipanen murah namun ekspor justru tidak bisa,” ucapnya.
Baca Juga:
- Gapki Kalbar Komitmen Wujudkan Industri Sawit Berkelanjutan
- Lobster Temajuk, Surga Kuliner dari Ujung Borneo
Padahal, program PSR menurutnya diharapkan bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi. Akan tetapi yang terjadi sebaliknya.
“PSR ini program bagus akan tetapi banyak regulasi yang mengakibatkan timbulnya masalah di lapangan. Salah satu contoh terkait dengan benih sawit yang kosong,” tuturnya.
Menurutnya, ketika ada regulasi yang menghambat masyarakat harusnya dibantu untuk permudah.(ron)