Kubu Raya, BerkatnewsTV. Sedikitnya 50 orang guru SD dan SMP di Kubu Raya mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Mata Pelajaran (Mapel) Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove.
Bimtek dilaksanakan pada Selasa – Kamis, 2-4 Agustus 2022 ini disampaikan oleh World Agroforestry (ICRAF) berkolaborasi dengan BRGM, Blue Forest dan WWF.
Koordinator Provinsi Kalimantan Barat, ICRAF Indonesia Happy Hendrawan, mengatakan bimtek bertujuan untuk memberikan motivasi dan mengajarkan kepada guru untuk menjadi Guru Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove.
Bimtek ini diawali dengan pemantapan materi mengenai pengenalan ekosistem gambut dan mangrove, konsep dasar kurikulum pembelajaran muatan lokal Pendidikan lingkungan hidup gambut dan mangrove, serta evaluasi muatan lokal.
“Dalam kegiatan tata kelola gambut yang terhimpun dalam program Peat IMPACTS disebut juga dengan edukasi gambut. Harapannya siswa usia di tingkat SD dan SMP dapat turut berproses untuk penyadartahuan mengenai lingkungan dan ekosistem Gambut dan Mangrove,” harapnya, Rabu (3/8).
Kasub Pokja Sosialisasi dan Pelatihan Badan restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Budiyanto mengatakan menilai penting edukasi gambut melalui dunia pendidikan.
Baca Juga:
“Dalam pelestarian dan pemanfaatan gambut, kita perlu melakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat luas. Salah satunya adalah kegiatan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal,” terangnya.
Peserta yang hadir di sini adalah tim dari Sekolah terpilih yang siap untuk diuji untuk penerapan uji coba pembelajaran muatan lokal melalui simulasi mengajar.
Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, Samsuni mengatakan bimtek bagi para pendidik dengan memandang dari sudut proses pendidikannya sangat bermanfaat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, M. Ayub mengatakan terdapat 50 guru dari beberapa sekolah yang mengikuti bimtek.
Sekolah yang terpilih terbagi atas tiga katagori, yaitu yang berada di lingkungan gambut, berada di lingkungan mangrove, dan berada di bukan lingkungan gambut dan mangrove.
“Hal ini untuk dilakukan untuk proses kegiatan pendalaman materi maupun pengelolaan pembelajarannya pada siswa. Bagaimana kita mengetahui dan mendapatkan sisi positif gambut ini serta mengantisipasi sisi negatifnya,” ucapnya.
Untuk kedepannya akan dilakukan monitoring dan evaluasi di Sekolah SD dan SMP yang menjadi sekolah sasaran untuk uji coba pengajaran.
Hal ini dilakukan dalam rangka memfinalkan apakah design kurikulum ini layak untuk kita teruskan tanpa penyempurnaan atau masih ada beberapa hal untuk penyempurnaan.(tmB)