Kubu Raya, BerkatnewsTV. Gelang atau cincin resam merupakan aksesoris anyaman yang dirajut dengan sederhana. Aksesoris simpai ini bukan aksesoris baru bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Aksesoris simpai yang diolah dengan bahan rotan dan resam ini sudah ada sejak lama. Gelang anyaman yang bahan bakunya banyak terdapat di hutan Kalimantan ini cukup sederhana pengerjaan.
Orang jaman dulu menyebutnya simpai ikat yang artinya simpul yang digunakan untuk mengikat parang, tiang, alat berburu atau bertani, yang digunakan sebagai alternatif pengganti tali temali.
“Pemilihan rotan dan resam sebagai bahan baku karena sifatnya yang lentur dan mudah dibentuk. Inilah yang membuat rotan dan resam sangat cocok dijadikan bahan baku pembuatan aksesoris anyaman,” jelas seorang pengrajin gelang simpai Khatulistiwa, Cahyadi.
Untuk jenis rotan yang baik adalah rotan lilin, rotan jenis ini memiliki kelebihan tekstur yang lunak, berawarna cerah, dan mudah dibelah.
Sedangkan untuk resam yang termasuk tanaman jenis paku-pakuan lebih banyak di kawasan hutan gambut di daerah dataran tinggi atau pegunungan, seperti di Sui Ambawang Kubu Raya dan Tayan Kabupaten Sanggau.
Resam yang diambil adalah resam usia tua bisa dilihat dari pucuk daun yang sudah mengering dan jika dipatahkan berbunyi garing “krak”.
Baca Juga:
- Mengapa Kelenteng Ini Berada di Tengah Laut
- Cara Memulai Bisnis Wedding Organizer
Warna aksesoris yang dihasilkan alami, dimana untuk warna dari bahan resam adalah hitam dan coklat, kemudian untuk dari bahan rotan adalah putih dan kuning. Motif kerajinan gelang dari rotan dan resam ini bisa dibuatkan sesuai permintaan.
Proses pengerjaan aksesoris gelang dari motif yang mudah hingga cukup rumit. Dengan lama waktu pengerjaan berkisar 30 – 120 menit karena harus teliti dalam menganyam celah-celah rajutan yang semakin menyempit.
Seorang penganyam juga harus memiliki stamina tubuh yang baik karena saat proses menganyam posisi tubuh akan menunduk jika terlalu lama akan merasakan sakit dibagian leher dan pinggang, kaki kesemutan atau merasakan pusing karena mata harus terus menerus fokus pada anyaman yang semakin menyempit.
Hal itu terkadang sering terjadi jika permintaan menganyam lebih banyak sehingga memakan waktu proses anyamannya lebih lama.
Namun, disela mengerjakan anyaman, pengrajin mengajak konsumen sambil mengobrol ringan atau rehat sejenak. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp5 ribu – Rp40 ribu tergantung tingkat kesulitan gelang dirajut.(tom)