Pontianak, BerkatnewsTV. Sebanyak tujuh ribu ekor babi di Kalbar tiba – tiba mengalami kematian lantaran terserang wabah virus African Swine Fever (ASF).
Jumlah yang tidak sedikit ini diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Kalbar Angelina Fremalco kepada Gubernur Kalbar saat rancangan awal RKPD 2023, Kamis (10/2).
“Ini sudah terjadi sejak akhir tahun kemarin. Di Landak saja sudah hampir tujuh ribu ekor pada bulan Januari saja,” ungkap Angelina.
Bahkan, ia sebutkan kasus ini juga terjadi pada peternak babi di beberapa daerah wilayah perhuluan Kalbar.
“Kami usulkan kepada Bapak Gubernur agar menetapkan status darurat bencana non alam dan agar Kementan dapat segera turun tangan mengatasi masalah ini,” harapnya.
Menurut Angelina, kejadian ini juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat khususnya para peternak babi.
“Nantinya setiap kepala daerah mungkin bisa juga menyampaikan kejadian kematian babi ini,” tambahnya.
Baca Juga:
- Virus ASF Serang Ratusan Babi di Sintang
- Cegah PMK dan Virus ASF, Petugas Ambil Sampel Serum Darah Babi
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan pihaknya sudah meminta Kementerian Pertanian untuk mengatasi kematian babi di Kalbar.
“Ini lah kenapa kita harus ketat terhadap hewan – hewan ternak yang masuk ke Kalbar. Seperti telur ayam tanpa ijin terpaksa dimusnahkan karena khawatir menularkan penyakit. Jadi ini untuk melindungi peternak. Hal ini bisa terjadi juga dengan babi yang virusnya tidak terkontrol,” jelasnya.
Sutarmidji intruksikan Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk meminta bantuan ke Kementerian Pertanian agar mengupayakan bibit yang diberikan kepada masyarakat peternak babi.
Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar M Munsif mengatakan langkah mitigasi telah dilakukan oleh Kementan RI yang datang ke Kalbar waktu lalu.
“Kementan telah kumpulkan semua pihak dan advokasi seluruh stake holder untuk mitigasinya bagaimana protokol penanganannya. Waktu itu kita ke Sintang dan Melawi,” jelasnya.
Kementan RI telah membawa serumnya namun hanya dapat menolong 50 persen. Pada umumnya ternak yang terserang virus ASF yang tidak dipelihara dan dikandang dengan sistem dan pola yang baik.
“ASF ini tidak ada vaksinnya, tidak ada obatnya, yang ada hanya serumnya yang hanya bisa menolong 50 persen. Itu pun dengan catatan farm nya yang dikelola dengan baik dengan menerapkan bio sekuriti,” terangnya.(rob/tmB)