Sanggau, BerkatnewsTV. Ditengah ancaman krisis kesehatan dan krisis ekonomi, nasionalisme reliligius adalah jangkar untuk mengatasi berbagai potensi disintegrasi akibat SARA dan kesenjangan ekonomi.
Seluruh komponen bangsa diharapkan bergotong royong mengatasi pandemi, bahu membahu menyokong kaum miskin dan papa yang paling terdampak secara ekonomi.
“Berhentilah mengoyak persatuan dengan narasi kebencian, hoaks, fitnah dan insinuasi,” kata Ketua PCNU Kabupaten Sanggau, H. Toyib Saefuddin Alayubi disela Istiqosah dan doa bersama dalam rangka Harlah ke-96 NU, Jumat (4/2) malam.
Harlah NU kali ini mengangkat tema Menyongsong 100 tahun Nahdlatul Ulama, Merawat Jagat, Membangun Peradaban.
Toyib juga mengingatkan masyarakat bijak bermedia sosial. Gunakan media sosial sebagai intstrumen merajut silaturahmi, menganyam persatuan, dan alat menyebar kebaikan dengan ilmu dan infornasi yang bermanfaat.
Baca Juga:
- Evaluasi Total Pelayanan Puskesmas Meliau
- Pasien Meninggal Dunia, Pelayanan Puskesmas Meliau Dituding Buruk
“Saring sebelum sharing, posting yang penting jangan yang penting posting. Ranah digital harus menjadi panggung dakwah bil hikmah walmauidhatil hasanah,” pesannya.
Toyib menjelaskan, banyak hal yang dilalui NU sebagai ormas sosial keagamaan. Sebagai civil cociety, NU juga memainkan peran penting menjaga keutuhan bangsa.
Tanggungjawab kebangsaan NU juga tertuang dalam perjuangan tiada henti untuk mengawal tegaknya NKRI sebagai mua’hadah wathoniyah atau konsensus kebangsaan yang final dan mengikat.
“Sebagai penjelmaan dari roh keagamaan dan kebangsaan, NKRI berdasarkan pancasila adalah titik temu terbaik dari nilai-nilai agama dan negara. Pancasila bukan pengganti syariat islam, tetapi syariat Islam bisa dilaksanakan dalam naungan pancasila. Pancasila juga menjamin setiap pemeluk agama lain menjalankan keyakinannya. NU akam terus mendorong Islam yamg maju, bangsa yang unggul dan dunia yang aman untuk semua orang,” pungkas Toyib.(pek)