Description

Satgas Batingsor Sintang Dibubarkan, Logistik Bantuan Diinventarisir

Plh Bupati Sintang saat melakukan evaluasi penanganan banjir dan pembubaran Satgas Penanganan Batingsor
Plh Bupati Sintang saat melakukan evaluasi penanganan banjir dan pembubaran Satgas Penanganan Batingsor. Foto: susi

Sintang, BerkatnewsTV. Satgas Penanganan Batingsor Sintang dibubarkan dikarenakan banjir telah surut.

“Saat ini banjir sudah surut. Maka masa tanggap darurat banjir berakhir sehingga Tim Satgas Penanganan Batingsor juga kita bubarkan hari ini. Dapur umum juga kita hentikan,” tegas Plh Bupati Sintang Yosepha Hasnah saat rapat evaluasi penanganan Batingsor, Kamis (2/12).

Ia pun memerintahkan kepada OPD terkait segera melakukan pendataan dan inventarisir berbagai bantuan yang belum maupun sudah didistribusikan untuk korban banjir.

“OPD teknis agar melaporkan logistik yang diterima, disalurkan kemana dan sisanya berapa, yang masih ada harus diinventarisir dengan baik, yang sudah mendekati expired apa saja agar bisa segera didistribusikan ke warga yang paling lama terdampak banjir,” tambahnya.

Sementara logistik yang tahan lama Yosepha meminta untuk dijadikan stok guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya lagi bencana alam banjir seperti prediksi BMKG bakal terjadi puncak La Nina pada Januari-Februari 2022.

“Kita juga sudah kirim surat ke Gubernur permohonan bantuan sarana dan prasarana penanganan banjir. Seperti longboat baik mesin maupun bodinya, alat foging dan sebagainya,” bebernya.

Yosepha juga mengingatkan kepada OPD terkait untuk mengatasi tumpukan sampah pasca-banjir. Sebab tidak hanya sampah rumah tangga namun juga perabot rumah tangga yang tidak bisa digunakan lagi.

Baca Juga:

Masalah sampah ini menurut Yosepha bakal mengundang penyakit. Saat ini yang sudah mulai mewabah seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Koordinator PSC 119 Dinas Kesehatan Sintang Azni Firmania menyebutkan tercatat telah terjadi 34 kasus DBD yang tersebar di beberapa wilayah.

Antara lain di Puskesmas Nanga Serawai ada 8 kasus, Puskesmas Nanga Tebidah ada 9 kasus, Sungai Durian 7 kasus, Tanjungpuri ada 4 kasus, Puskesmas Darajuanti ada 1 kasus, Dedai 1 kasus, Kebong 2 kasus, Mensiku 1 kasus, Nanga Ketungau 1 kasus. Sehingga totalnya 34 kasus.

“Kami tetap melakukan pelayanan kesehatan langsung di daerah yang terdampak banjir khususnya di bantaran sungai. Data kami ada 7.819 jiwa yang sudah diberikan pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Ia sebutkan selama 4 minggu banjir, penyakit terbanyak yang ditemukan adalah ISPA dengan jumlah kasus 902 orang, diare mungkin karena lokasi pengungsian yang sederhana dan air bersih yang tidak memadai, lalu ada penyakit kulit yang banyak ditemukan pada warga yang tinggal di bantaran sungai.(sus)