Sanggau, BerkatnewsTV. Kepala Kantor Kementerian Agama Sanggau H. M. Taufik menyampaikan pentingnya moderasi beragama. Tidak hanya di lingkungan umat islam tapi di semua agama.
“Semua agama harus menanamkan konsep moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak semua yang bisa dimoderasi. Masalah keimanan misalnya, tidak bisa kita moderasi, masalah muamalah mungkin bisa kita moderasi. ini pekerjaan kita semua tentang konsep moderasi ini, termasuk kepada ibu-ibu Muslimat untuk mendukung moderasi beragama ini,” ujarnya saat menghadiri peringatan Hari lahir (Harlah) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Minggu (28/3).
Dalam beribadah misalnya, cerita Taufik, ada imam dari kalangan NU membacakan Qunut saat shalat subuh. Sementara ada makmumnya warga Muhammadiyah yang sudah tentu tidak menggunakan Qunut.
“Kalau imamnya baca Qunut maka makmumnya dianjurkan ikut ngangkat tangan berdoa meskipun tidak membacakan doa qunut. Begitu juga di lingkungah masjid yang tidak qunut, jangan pula orang NU ngangkat tangan, cukup dalam hati. Itu salahsatu contoh bentuk akhlak dalam konsep moderasi beragama. Intinya saling menghornati dan menghargai keyakinan masing-masing,” ungkapnya.
Baca Juga:
- Harlah ke-75, Muslimat NU Diminta Perkuat Organisasi
- UU Omnibuslaw Mengubah Standar Perijinan di Daerah
Dikatakan Taufik, Indonesia adalah negara dengan keragaman etnis, suku, budaya, bahasa, dan agama. Berdasarkan fakta tersebut, lanjut Taufik, bahwa semua pemeluk agama berhak memeluk agama yang dianutnya dan berpandangan bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang benar dan baik.
Namun, di sisi lain setiap pemeluk agama juga harus menghargai hak pemeluk agama lain yang juga berpandangan bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang benar dan baik.
“Keragaman adalah kehendak Tuhan. Tuhan memang menghendaki manusia beragam dan tidak sama semua,” terangnya. (pek)