Sanggau, BerkatnewsTV. Puluhan warga Desa Nanga Biang mendesak kepala desa menghentikan aktifitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang kembali beroperasi.
“Iya memang benar pada hari ini kami menerima kehadiran warga dari dua dusun, yakni Nanga Biang dan Nanga Biang Hilir yang menolak adanya PETI,” jelas Kepala Desa Nanga Biang, Muardi lewat WhatsApp, Jumat (6/11).
Ditegaskan Muardi pihaknya beserta seluruh masyarakat Desa Nanga Biang tidak mengizinkan PETI di Dusun Nanga Biang sesuai dengan penolakan yang disampaikan oleh masyarakat.
“Keselamatan nyawa warga kami jauh lebih berharga dari pada harta yang diperoleh dari hasil PETI,” tegasnya.
Baca Juga:
- Bukit Nanga Biang Terancam Amburuk Akibat PETI
- Pangeran Ratu: Aparat Jangan Tutup Mata PETI di Nanga Biang
Sementara itu Ketua DAD Sanggau Yohanes Ontot mendukung langkah masyarakat yang menolak beroperasinya PETI di wilayah mereka.
“Kalau masyarakat menolak kita sependapat. Berarti mereka menyadari betul bagaimana pentingnya menjaga lingkungan karena ini untuk masa depan anak cucu mereka nantinya,” ungkap Yohanes Ontot ditemui di ruang kerjanya, Jumat (6/11).
Ontot berharap aparat berwenang segera menyikapi apa yang menjadi aspirasi masyarakat Desa Nanga Biang. Jika tidak, khawatirnya akan terjadi konflik sosial.
“Oleh karena itu mewakili adat Dayak kami sependapatlah dengan masyarakat yang menolak PETI di wilayah mereka,” pungkasnya.
Terpisah, Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau Gusti Arman mewakili etnis Melayu mendesak aparat kepolisian mengambil sikap yang tegas terhadap para penambang ilegal tersebut.
“Jangan sampai ada kesan pembiaran dari aparat. Masyarakat kecil yang nambang ditangkap dan ditembak tetapi cukong – cukong besar dibiarkan. Saya minta ditindak tegas,” tegas ketua Dewan Pembina MABM Sanggau itu.
Pak Teh sapaan sapaan akrab Pangeran Ratu Surya Negara, mengapresiasi penolakan warga Desa Nanga Biang.
“Saya kira wajar masyarakat menolak, karena mereka merasa terganggu dengan PETI ini,” ungkap Pak Teh.
Dikatakan Pak Teh, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat aktifitas PETI ini bukan persoalan sepele. Selain merusak ekosistem juga meracuni kualiatas air sungai Kapuas yang menjadi bahan baku air minum yang di kelola Perumda Tirta Pancur Aji Sanggau.
“Setahun dua tahun mungkin tidak terasa, tapi nanti akan sangat terasa. Mancing di sungai jak susah dapat ikan atau udang sekarang, apalagi kalau aktifitas ini dibiarkan, makin rusak lingkungan kita,” pungkasnya.
Aktifitas PETI di Desa Nanga Biang yang menggunakan mesin fusso 28 unit beberapa waktu lalu sempat hilang.
Namun Jumat (6/11), sejumlah perwakilan penambang kembali mendatangi lokasi PETI untuk melakukan aktifitas penambangan ilegal dengan jumlah mesin 20 unit.(pek)