Sintang, BerkatnewsTV. Johar seorang kakek yang tinggal seorang diri di gubuk reot tak layak huni beratapkan plastik dan kepingan papan sisa bangunan yang separuhnya sudah pada roboh dan rapuk di tengah ladang karet.
Ia menumpang di lahan milik Sembung di RT 10/Rw 02 Dusun Sungai Lagi Desa Martiguna Kecamatan Sintang.
Sementara tidurnya hanya beralaskan seng bekas yang berukuran pas dibadanya dimana dia memasak disitu juga dia mengistirahatkan raganya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup keseharianya Johar menjadi buruh pikul di pasar dengan berjalan kaki sejauh sekitar 10 km.
“Saya kerja buruh pikul itu pun tak menentu,” ujarnya.
Sementara Ketua RT setempat Achmadin mengatakan bahwa kakek Johar ini hidup seorang diri ditempat tersebut tanpa tahu dimana keluarganya.
“Pengakuan kakek Johar memiliki keluarga di Nanga Dedai ,namun kita belum tahu kebenarannya,” bebernya.
Kondisi kakek Johar ini sudah di sampaikan ke Kades dan Camat Sintang untuk selanjutnya dibuatkan pondok yang layak dan di beri kerjaan menoreh pokok karet diladang tersebut.
“Ini kita upayakan untuk gotong royong membuatkan tempat tinggal,dan kondisi ini sudah kita sampaikan ke Kades dan Camat Sintang,”bebernya.
Ternyata nasib Johar yang luput dari perhatian Pemkab Sintang ini sebelumnya juga dialami Udir dan Sakek warga lainnya.
Baca Juga:
Camat Sintang Siti Musrikah terkejut mengetahui masih ada lagi warga yang tinggal di rumah tak layak huni, yang sebelumnya nasib serupa dialami Udir dan Sakek.
“Sebenarnya di pemerintahan ini kan ada bantuan dari kementerian PUPR melalui Dinas Perkim yang namanya bedah rumah. Setiap desa diberi hak untuk mengusulkan 5 unit per,” jelasnya.
Hanya saja untuk 3 kondisi rumah Sudir,Sakek dan Johar ini tidak mungkin untuk menunggu satu tahun usulanya apa harus menunggu roboh semua baru diselamatkan.
Pihaknya sambung Siti telah berdiskusi dengan forkompincam Sintang untuk membuatkan rekening bedah rumah yang dikelola secara transparan.
“Misalnya perlunya berapa dapat donatur dari mana kita resmi untuk membantu warga yang memang sangat sangat darurat yang tidak bisa menunggu setahun tapi hari ini diperlukan hari ini dikerjakan. Ini yang kami masih cari cara,” ujarnya.
Ia yakin masih banyak yang mampu untuk membantu. Di PUPR saja kisaran Rp16-17 juta sudah jadi rumah layak tidur. Pengerjaan rumah Udir ukuran 4×4 jika hanya untuk tidur 2 orang saja cukup dirumah itu.
Umi tetangga Johar mengaku kaget saat pertama kali melihat Johar melintas didepan tempat tinggalnya yang tak jauh dari tempat tinggal Johar, mengingat dia kenal dengan orang tua Johar dan Johar sendiri beberapa tahun silam tidak menyangka jika Johar masih tinggal ditempat tersebut.
“Saya ini kan tidak netap tinggal di sini ,saya tinggal di baning sejak pandemi Covid 19 ini lah saya buat rumah disini awal melihat Johar ni kaget saya dan saya tanya prihal orang tuanya,” ujarnya.(yti)