Singkawang, BerkatnewsTV. Wakil Ketua DPRD Singkawang, Sumberanto Tjitra mengatakan, pasca diumumkannya pasien corona yang menimpa dua WNI kemarin hingga kini masih menjadi kepanikan dan ketakutan warga tak terkecuali di Kota Singkawang.
“Hal itu dikarenakan hampir semua media baik cetak, elektronik maupun online memberitakan, dan dalam hitungan detik viral dimana-mana karena media sosial yang bergerak luar biasa, baik melalui Facebook, Instagram, Twitter maupun WhatsApp,” kata Sumberanto, Rabu (4/3).
Menurutnya, dalam sebuah kepanikan, implikasinya adalah terjadinya ketakutan, padahal ditempat tinggal mereka, belum tentu ada suspect virus corona.
“Sehingga munculnya informasi di medsos, ada oknum warga yang membeli kebutuhan hidup dalam jumlah yang banyak, yang biasa membeli buat dijual kembali juga divonis ikut memborong,” ujarnya.
Jadi, dengan adanya kepanikan, baik oknum tertentu sebagai pihak yang dikatakan membeli banyak maupun pihak yang mengkritisi juga sama-sama sudah kurang terkendali.
“Untuk itu, saya mengimbau janganlah panik, hiduplah seperti biasa saja, walaupun melalui pemberitaan di medsos diantara kita ada yang sampai ketakutan,” ungkapnya.
Karena, disaat terjadi kepanikan, lebih banyak ruginya. Disamping itu, dia juga mengimbau kepada semua pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga dengan seenaknya, seperti bahan sembako, masker dan bahan lainnya yang lagi dibutuhkan masyarakat.
“Karena kalau sampai menaikkan harga dengan cara-cara yang tidak sesuai mekanisme maka akan berhadapan dengan hukum,” jelasnya.
Untuk itu, dia berharap BBPOM dan Disperindag Singkawang dapat memantau kegiatan pasar. Jangan sampai ada pedagang yang menaikkan harga barang karena mumpung ada kesempatan akhirnya berhadapan dengan hukum.
“Dalam UU No.5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, apabila terjadi pelanggaran bisa dikenakan sanksi pidana dan sanksi denda sampai Rp25 miliyar,” tuturnya.(mzr)