Sanggau, BerkatnewsTV. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Dishangpang Hortikan) Kabupaten Sanggau H John Hendri menyampaikan, Kabupaten Sanggau mensuplai jagung hibrida ke Singkawang. Jagung tersebut merupakan hasil panen dari masyarakat di kecamatan yang ada di kawasan Perbatasan Indonesia – Malaysia.
“Ada dua pengusaha kita di Balai Karangan (Sekayam) saya minta menampung semua hasil produksi jagung hibrida dari masyarakat, baik dari Sekayam, Beduai, Kembayan, Noyan, Entikong. Dan alhamdulilah beberapa tanaman jagung produksi kita mereka ambil dengan harga antara Rp3.700 – Rp4.500 per kilogram. Tapi itu sudah kering ya. Besok akan kita kirim sebanyak 18 ton jagung hibrida untuk dibawa ke Singkawang,” katanya, Selasa (19/3).
Dikatakan John Hendri bahwa pihaknya juga sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan di Singkawang, berapa pun jagung yang dihasilkan dari Sanggau, mereka siap menampung. Dengan catatan kekeringan bisa mencapai 85 persen atau 90 persen.
“Jangan sampai lembab. Jika kelembabanya cukup tinggi sampai 15 persen itu kan tidak pas. Karena mereka juga akan mengiling jagung itu untuk pakan. Apabila jagung itu kekeringanya bagus maka akan menambah mutu kualitas jagung yang mereka hasilkan,” terangnya.
Berdasarkan hasil pantauan dibeberapa toko di Sanggau, lanjut dia, mereka juga ada yang mengecer jagung hibrida dan cukup laku dipasaran.
“Dan beberapa kios serta pengusaha kita yang di Balai Karangan juga, Kadang-kadang satu bulan itu sampai 1,5 ton. Itu ngecer saja. artinya animo masyarakat untuk membeli umpan ayam ini banyak. Dan artinya mereka tahu bahwa jagung ini bagus untuk umpan ayam, ” pungkasnya.
Dijelaskannya, bahwa Singkawang saat ini membutuhkan jagung hibrida hingga 10 ribu ton. Dan sudah terpenuhi baru 5 ribu ton.
“Nah 5 ribu ton ini bisa diambil dari kita juga, walaupun tak mampu sepenuhnya. Tapi peluang pasar tesedia, tinggal bagaimana lagi mengembangkanya,” imbuhnnya.
Untuk itulah, tambah John Hendri, pada tahun 2019 ini Distankanak akan mencoba mengembangkan tanaman jagung, disampaing tanaman lain seperti padi, bawang merah, cabe, dan ubi kayu.
“Tahun 2019 ini sesuai dengan visi misi Bupati terpilih, kita mengembangkan 5000 hektare tanaman jagung hibrida. Ini merupakan tantangan juga karena petani belum familiar dengan jagung. Kalau jagung yang sudah ada inikan jagung kampung yang dipanen saat sebelum padi panen. Itukan jagung konsumsi. Yang dikembangkan saat inikan jagung hibrida, ini merupakan jagung pakan ternak dan sebagainya,” tutur John Hendri lagi
Masih dikatakan John Hendri, sosialisasi juga sudah kita lakukan melalui penyuluh dan kelompok tani yang kita arahkan, karena jagung ini cukup menjanjikan. Bibit jagung hibrida, lanjutnya, disediakan pemerintah, petani cukup menyediakan lahan dan siap olah dan tanam. Jika petani menginginkan hasil lebih memuaskan lagi, mereka bisa menyediakan pupuk.
“Itukan tambahan sifatnya, yang penting mau. Dan jagung ini tidak mesti lahan begitu luas. Begitu ada pekarangan rumah, bisa juga ditanam. Karena perkiraan kita minimal lima ton perhektare hasilnya, ”tambahnya.
Tanaman jagung ini juga, kata Hendri, perawatanya tidak terlalu rumit. Panennya Kira-kira 100 hari pasca ditanam. Saat ini juga ada program tumpang sari, ada tanaman padi, jagung dan kedelai. Jadi ada tiga komoditi disatu areal lahan. Teknsinya, kita sudah uji coba di Balai Karangan di Desa Kenaman.
“Jadi padinya ditanam duluan lebih kurang dua minggu, setelah itu ditanam jagung. Sehingga padi ini lebih tinggi dari jagung, kalau jagung duluan ditanam nanti jagung ini lebih tinggi dan melindungi padi, itu yang tidak bagus,” tutur dia.(dra)