Pontianak, BerkatnewsTV. Kematian Wahyu Eko Prasetio sebelumnya sempat menjadi teka-teki. Namun, hasil olah TKP serta tim Inafis Polresta Pontianak melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban ditemukan beberapa tanda penyebab kematian mahasiswa IAIN Jurusan Tafsir Bahasa Arab itu.
“Tidak ditemukan adanya tanda tindakan kekerasan di tubuh bagian luar jenazah. Sebagian wajah dan tubuh lebam menghitam serta mengeluarkan darah dari mata sebelah kiri, hidung dan mulut mengeluarkan cairan diindikasi akibat proses pembusukan alami,” beber Kapolsek Pontianak Barat Kompol Bermawis.
Penemuan itu sambung Kapolsek, diperkuat oleh tim Inafis Polresta Pontianak Kota yang dipimpin langsung oleh Ipda Laosam beserta 3 personilnya.
“Dan keterangan langsung kedua orang tua almarhum bahwa Eko Wahyu ada mengidap penyakit asam urat, gula darah, kolesterol dan pernah menjalani operasi otak akibat kecelakaan,” ungkap Kapolsek.
Wahyu Eko Prasetio yang kost di Jalan Kom Yos Sudarso Gg Rambutan 2 RT 01 RW 07 Kelurahan Sui Beliung Kecamatan Pontianak Barat pada Sabtu (23/9) pukul 15.30 WIB oleh pemilik kost Djuliah.
“Saat selesai salat Ashar, ibu pemilik kost merasa curiga karena sudah tidak melihat almarhum beraktivitas dari Sabtu hingga Minggu sore. Sedangkan sepeda motor almarhum didepan rumah pemilik Kost,” beber Kapolsek.
Merasa ketakutan pemilik kost meminta bantuan Ketua RT dan warga untuk mengecek kamar almarhum. Saat pintu akan dibuka terasa ada yang menghalang. Terpaksa pintu didorong keras, ternyata kepala almarhum yang menghalang pintu.
“Setelah dipanggil beberapa kali ternyata korban tidak menjawab. Sehingga warga melaporkan ke Polsek Pontianak Barat. Saat ditemukan, posisi Wahyu tertelungkup tanpa busana sehelai pun,” tutur Kapolsek.
Ditambahkan Kapolsek, seorang warga sempat melihat seorang laki – laki yang postur tubuhnya mirip dengan almarhum pada hari sabtu (22/9) malam mendorong sepeda motor almarhum dari samping kost kedepan halaman.
Namun saksi tidak melihat wajahnya karena saat melihat seseorang tersebut mendorong sepeda motor dalam posisi membelakangi.
Kedua orang tua menolak untuk dilakukan autopsi atau visum. Dan barang-barang milik almarhum telah diserahkan kepada pihak keluarga.
Jenazah saat ini sudah dibawa ke kampung halamannya di Selakau Kabupaten Sambas oleh kedua orang tuanya yang datang langsung.(sby)