Pontianak, BerkatnewsTV. Meskipun terjadi pro kontra soal impor beras ke Indonesia, namun Kepala Staf Presiden, Jendral TNI (Purn) Moeldoko menegaskan hal itu bukan lah yang diharamkan.
“Kalau kondisi riilnya memang diperlukan maka harus dilakukan pemerintah. Kalau tidak, masyarakat akan teriak karena harganya menjadi mahal. Apalagi ini soal perut tidak bisa ditunda,” tegasnya.
Manalagi sambung Moeldoko pertanian Indonesia masih banyak menghadapi berbagai masalah. Mulai dari hama, kekeringan, air dan sebagainya.
Memang saat ini disebutkan Moeldoko, cadangan beras nasional 2,2 juta ton untuk kebutuhan satu bulan. Namun, ada titik-titik kritis yang perlu diwaspadai yakni di bulan Oktober, September dan November terjadi penurunan panen. Bahkan akhir Februari adalah titik kritis panen.
“Karena itu saya selaku Kepala Staf Presiden, konsen terhadap cadangan nasional. Jika secara logic belum terpenuhi maka impor beras bukan yang diharamkan,” jelas Moeldoko diwawancarai saat menghadiri pelantikan HKTI Kalbar belum lama ini.
Namun sebagai Ketua Umum HKTI ia berjanji akan berupaya mengurangi impor beras. Caranya yakni melakukan pembinaan terhadap petani.
“Jadi bukan HKTI menyetujui atau tidak, tetapi akan mengurangi. Kita juga harus bekerja keras menuju swasembada pangan,” pungkasnya.(rob)