Pontianak, BerkatnewsTV. Menjelang World Tuberculosis Day yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, Penyakit TBC atau Tuberculosis masih menjadi penyakit mematikan nomor tiga di dunia. Namun, menjadi nomor satu penyakit menular penyebab kematian di dunia. Jutaan penduduk bumi meninggal dunia akibat terserang penyakit tersebut.
Di Indonesia angka kasus kematian penyakit TBC ini mencapai 1,8 persen.
Sementara di Kalbar sendiri, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar mencatat pada tahun 2018, kematian akibat penyakit TBC atau Tuberculosis mencapai 1,7 persen dari jumlah kasus yang ada.
“Targetnya harusnya dibawah satu persen dan ini menjadi PR bagi kami untuk mencapai target itu,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Hary Agung Tjahyadi saat ditemui BerkatnewsTV, Sabtu (23/2).
Hary mengungkapkan mayoritas penyebab kematian tersebut akibat tidak terlaporkan atau terdeteksi tenaga kesehatan terdekat. Jika tidak sampai terdeteksi dikhawatirkan akan menjadi sumber penular.
Namun, Hary menegaskan bahwa penyakit TBC bisa disembuhkan.
“Tetapi masalahnya ada yang berobat namun karena merasa sudah baikan jadinya berhenti padahal proses pengobatan itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Kita bisa lihat success rate pengobatan Kalbar 80% tahun 2018. Ada 20% belum tuntas pengobatannya ini yang berpotensi terjadi resisten terhadap obat tersebut,” ungkapnya.
Oleh karena itu, langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan Kalbar adalah menerapkan program TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) yaitu bagaimana meningkatkan upaya surveillance untuk menemukan penderita kasus TBC.
“Jadi memang penyakit ini jelas pengobatannya dan bisa diobati sampai tuntas. Tapi berpotensi kematian jika tidak diobati sampai tuntas,” tutupnya. (iki)