Bisnis Lelong yang Menggiurkan, Pedagang Optimis Peminat tak Bakal Hilang

Bisnis pakaian lelong menjamur di setiap sudut di Kota Pontianak. Prospek dan peluang bisnisnya cukup menjanjikan bagi para pedagang. Foto: Ico

Pontianak, BerkatnewsTV. Peminat pakaian lelong tidak kalah dengan pakaian baru. Bahkan peminatnya sangat banyak di Pontianak. Apalagi harga pakaian lelong sangat terjangkau dengan kualitas yang mumpuni.

Peluang ini dilirik oleh Titik (45) salah satu pedagang pakaian lelong di kawasan Kota Baru Pontianak. Ia telah menggeluti usaha bisnis dagang lelong sejak tiga tahun lalu.

“Dagang lelong hanya untuk bantu keuangan rumah tangga. Maklum lah sekarang ekonomi sulit jadi harus pandai-pandai lah cari tambahan untuk keluarga,” kata Titik mulai bercerita saat ditemui BerkatnewsTV di tokonya.

Awalnya Titik berjualan pakaian baru dibilangan Pasar Sudirman. Namun ia kalah saing lantaran selain kurang modal juga harga relatif lebih mahal. Sehingga peminatnya kurang.

Ia pun coba beralih ke bisnis pakaian lelong. Ia tak menduga, keuntungan yang diraup lumayan besar. Pendapatan pun meningkat. Kebutuhan keluarga teratasi.

Prospek lelong yang menggiurkan ini memuat Titik terus semangat mengembangkan usahanya. Ia pun bisa menyewa dua kios lagi yang bersebelahan, sehingga total tiga kios dimilikinya.

“Kios tiga pintu ini saya sewa semua dengan harga 25 juta per tahunnya,” ucapnya.

Untuk memesan pakaian lelong awalnya Titik tidak terlalu kesulitan. Sejumlah agen besar siap memasok pesanan lelong yang langsung diantar ke kios.

Dalam seminggu ia bisa membuka lelong minimal tiga ball dengan harga bervariasi antara Rp5-6 juta per ball. Keuntungannya paling tidak Rp1-2 juta per ball tergantung jenis dan kualitas pakaian.

“Biasanya barang dalam ball kualitasnya ada yang baik, sedang, dan rendah. Jadi tidak bisa disamakan. Tapi yang paling laku biasanya celana pendek cowok, jeans celana hingga jaket, kemeja, kaos. Sedangkan untuk wanita biasanya dress, blues serta celana, khusus kaum ibu jenisan blues lebih diminati,” tuturnya.

Namun Titik mengaku beberapa bulan terakhir mulai kesulitan mendapatkan pesanan pakaian lelong. Jumlahnya tidak bisa lagi banyak. Paling banyak satu ball per minggu ia buka baru.

“Apalagi penjual lelong sudah banyak dimana-mana. Jadi persaingan makin banyak. Harga lelong pun sekarang sudah mulai naik Rp1,5 juta per ball,” ujarnya.

Meskipun begitu, Titik optimis prospek bisnis lelong masih tetap menjanjikan. Sebab peminatnya juga tidak pernah hilang. Ia sendiri bahkan sudah memiliki pelanggan yang kerap datang ke toko.(ico)