Mempawah, BerkatnewsTV. Kinerja PT Pelindo menjadi sorotan lantaran masih lamban untuk memindahkan peti kemas yang ada di Pelabuhan Dwikora Pontianak ke Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah.
“Pemindahan peti kemas dari Pelabuhan Dwikora ke Pelabuhan Kijing menjadi PR besar Pelindo,” kata Wakil Ketua Tim Pemindahan Peti Kemas, Muhammad Fahmi.
Fahmi yang juga Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura ini menilai kalau segera dipindahkan peti kemas maka akan Pelabuhan Kijing akan dapat difungsikan dengan maksimal untuk mempercepat perputaran ekonomi.
Diakui Fahmi saat Borneo Intra Regional Dialog pada Kamis (30/10) lalu, Tim Pemindahan Peti Kemas telah melakukan kajian-kajian komprehensip untuk pemindahan peti kemas dari Pelabuhan Dwikora ke Pelabuhan Kijing.
“Memang diperlukan konekvititas jalan untuk pemindahan. Karenanya kita mendorong pemerintah pusat untuk merealisasikan jalan tol. Akan tetapi kita juga rekomendasikan alternatif lain lewat jalur air meskipun terjadi cost logistik. Karena 70 persen isinya untuk Pontianak dan Kubu Raya. Jadi ini PR untuk kesiapan kita mengakselerasi kijing sebagai salah satu pintu keluar internasional di Kalbar,” pungkasnya.
Peti Kemas di Pelabuhan Dwikora 265.000 TEUs
Jumlah peti kemas di Pelabuhan Dwikora Pontianak pada semester I 2025 mengalami pertumbuhan 7 persen menjadi 124.953 TEUs dan volume tahunan sekitar 265.000 TEUs dengan rasio 99,5 persen peti kemas.
Pelabuhan Dwikora fokus pada peti kemas domestik antar pulau (91%) dan rencananya akan difokuskan untuk layanan penumpang setelah relokasi peti kemas.
General Manager PT Pelindo Regional 2 Pontianak Kalbar, Yanto mengatakan kinerja alat bongkar muat juga menunjukkan perbaikan signifikan. Saat ini, alat bongkar muat mampu menangani rata-rata 29 peti kemas per jam, mencerminkan peningkatan produktivitas yang nyata di lapangan.
Baca Juga:
- Terbesar di Kalimantan, Terminal Kijing Perkuat Daya Saing Unggulan Kalbar
- Kalbar Lirik Potensi PAD dari Pelabuhan Kijing
“Peningkatan arus peti kemas ini terutama berasal dari naiknya produksi peti kemas domestik yang terus menunjukkan tren positif. Selain itu, peningkatan ini turut didorong oleh efisiensi operasional bongkar muat yang kian optimal,” jelasnya.
Dua Perusahaan Enggan Pindahkan Peti Kemas dari Pelabuhan Dwikora ke Pelabuhan Kijing
Terpisah, Pengamat Transportasi Intermoda Kalbar, Syarif Usmulyani meminta pemerintah tegas memindahkan perusahaan yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan Dwikora untuk pindah ke Pelabuhan Kijing.
“Yang saya tahu dapat informasinya ada tujuh perusahaan yang mampu melakukan pergerakan untuk bongkar muat. Tapi ada dua perusahaan yang tidak mau dengan alasan yang menurut saya sangat klise, investasi. kita udah cek kemarin mereka belum melakukan investasi apa pun,” ujar Usmulyani pada Rabu (12/11).
Ia juga meminta pemerintah dapat memberikan win win solution untuk mengatasi kendala yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang masih belum memindahkan unit kerjanya ke Pelabuhan Kijing.
“Regulasi pemerintah harus berani mengatakan tidak ada abuse of power. Jangan ada penyimpangan kekuasaan. Orang yang punya kekuatan berkuasa, merasa ‘Ini saya tetap di sana aja,” ndak bisa, harus berlaku adil dalam masalah ekonomi, harus memberikan win win solution,” ucapnya.
Akses jalan juga menjadi perhatiannya. Pemerintah diharapkan dapat segera mempercepat pembangunan akses jalan untuk kendaraan menuju dan keluar dari Pelabuhan Kijing. Mengingat kerap kali terjadi kecelakaan yang melibatkan tronton.
“Apa yang menjadi kendala adalah dukungan dari pihak pemerintah terhadap shipment pergerakan dari Kijing ini, yaitu menyangkut jalan untuk keluar dari sini sampai ke Pontianak dan daerah lain. Ini harus menjadi percepatan untuk dilakukan oleh pihak terkait, yaitu pemerintah provinsi mensupport untul jalannya, untuk jalurnya karena kan dari tronton yang ada ini harus terpisah dari pada umum, karena tingkat safety sangat kurang apabila bersatu dengan kendaraan-kendaraan lain,” ujarnya.
“Tronton itu kan panjang, sangat beresiko. Makanya pemerintah harus melakukan percepatan pembangunan jalur khusus peti kemas yang berlabuh di Pelabuhan Kijing dan harus mendapatkan support maksimum baik dari pemerintah provinsi mau pun pemerintah pusat,” tambahnya.(rob/egi)














