Pontianak, BerkatnewsTV. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga bulan Maret 2025, jumlah warga miskin ekstrem Kalbar berjumlah 330.950 jiwa. Jumlah tersebut turun 3.040 orang atau 6,16 % dari sebelumnya 6,25 % pada September tahun 2024.
Penurunan ini terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Kemiskinan ekstrem telah menyusut secara signifikan dari 1,41 % (73.342 jiwa) di tahun 2022 menjadi 0,57 % (38.818 jiwa) di tahun 2024.
Sementara laju pertumbuhan ekonomi Kalbar berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2025 mencapai Rp81.108,71 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 Rp42.463,86 miliar. Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 tumbuh sebesar 5,59 persen (y-on-y).
Baca Juga:
- 5 Tahun Perwakab Berkiprah Untuk Warga Miskin
- Warga Miskin Ekstrem di Sanggau Dibantu Listrik dan Ledeng Gratis
Siaran pers BPS juga mencatat pada bulan Agustus 2025 terjadi deflasi sebesar 0,26 persen (m-to-m). Terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 108,22 pada Juli 2025 menjadi 107,94 pada Agustus 2025. Angka ini tidak jauh berbeda dibandingkan Agustus 2024, di mana juga terjadi deflasi sebesar 0,25 persen. Secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 2,13 persen, dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 1,05 persen.
Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,46 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,18 persen. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga pada Agustus 2025 mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan memberikan andil inflasi 0,01 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 0,10 persen dan memiliki andil inflasi 0,01 persen.
Pendorong utama deflasi Agustus 2025 (m-to-m) ada pada kelompok makanan, minuman dan tembakau terutama komoditas daging ayam ras, cabai rawit, tomat, udang basah dan daging babi. Selain itu, kelompok transportasi juga menjadi salah satu pendorong deflasi Agustus 2025 yaitu pada komoditas angkutan udara.
Menurut wilayah kota IHK di Kalimantan Barat, secara bulanan tercatat dua kabupaten/kota mengalami deflasi dan tiga kabupaten/kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Kota Pontianak, yaitu sebesar 0,39 persen, sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kayong Utara, yaitu sebesar 0,15 persen.(tmB)