Waspada Hewan Penular Rabies di Sanggau Tinggi

Petugas sedang melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan penular rabies di Sanggau yang populasinya semakin hari kian tinggi
Petugas sedang melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan penular rabies di Sanggau yang populasinya semakin hari kian tinggi. Foto: dok berkatnewstv

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Dinas Kesehatan Sanggau mencatat populasi Hewan Penular Rabies di Sanggau mencapai puluhan ribu ekor.

Tingginya Hewan Penular Rabies (HPR) di tahun 203 ini tidak sebanding dengan vaksinasi yang diberikan hanya 17 ribu dosis.

“Mengingat pada tahun 2023 vaksinasi HPR Kabupaten Sanggau yang hanya mengakomodir 17.000 dosis vaksin HPR dari total populasi HPR sejumlah 48.091 ekor. Ini menyebabkan resiko penularan virus rabies masih sangat tinggi jika terdapat kasus GHPR,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, Ginting.

Sehingga untuk mencegah peningkatan kasus rabies di Sanggau, Dinas Kesehatan (Dinkes) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 100.3.4/825/DINKES-C/2024 tentang kewaspadan dini peningkatan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR).

Dalam SE itu disebutkan, dalam rangka peningkatan kewaspadaan dini dan antisipasi peningktan kasus GHPR serta efisiensi pengguanan Vaksin Anti Rabies (VAR), diperlkukan koordinasi terkait tatalaksana kasus GHPR.

Maka diperlukan antisipasi terhadap kemungkinan yang akan timbul. Karenanya diinstruksikan kepada Rumah Sakit dan seluruh Puskesmas di Kabupaten Sanggau untuk melakukan beberapa hal.

Pertama, peningkatan kewaspadaan dini terkait kasus GHPR baik di tingkat Rumah Sakit, Puskesmas, maupun di Pustu dan Polindes terhadap kasus tersebut.

Baca Juga:

Kedua, peningkatan penyuluhan penatalaksanaan Kasus GHPR. Ketiga, cuci luka kurang dari 24 jam menjadi hal utama dikarenakan keterbatasan stok VAR di Instalasi Farmasi Kabupaten Sanggau.

“Cuci luka menggunakan sabun selama 15 menit dibawah air mengalir setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) terhadap HPR untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka gigitan,” tambah Ginting.

Keempat, untuk pemberian VAR diberikan dilihat dari situasi luka gigitan dan kondisi HPR yang menggigit apakah HPR tersebut hilang, mati atau dibunuh, utamakan pemberian pada kasus gigitan anjing dengan luka derajat berat, kondisi HPR, serta di area genital.

Kelima, pemberian VAR merk Verorab dan Rabivax menggunakan metode yang sama yaitu metode Zagreb dengan cara pemberian 2 dosis di H-0 (Lengan kanan dan kiri), 1 dosis di H-7 dan 1 dosis di H-21. Apabila HPR sehat di H-14 maka VAR dapat dihentikan pemberiannya.

Keenam, apabila ada hal yang masih belum jelas silahkan menghubungi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Program Surveilans via SMS/WA 085245620990 (Utin Mufti Dewi Hartiningsih, S.K.M.,) atau email surveilanssanggauu@gmail.com.(pek)