Kubu Raya, BerkatnewsTV. Gubuk berdindingkan papan tanpa lantai menjadi tempat produksi gula merah, dia adalah Eend pembuat gula merah dari Dusun Wakbibah, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap. Dalam pembuatan gula merah, Eend memerlukan puluhan liter air nira yang dihasilkan dari pohon kelapa muda.
Mendapatkan air nira tak semudah menampung air hujan, Eend harus memanjat satu per satu pohon kelapa yang telah dipasangnya alat sadap tradisional buatannya.
Panjangnya pohon kelapa bisa belasan meter, tetapi pembuat gula merah ini terlihat cekatan karena terbiasa untuk mengambil alat berbahan jrigen hasil sayatan dari pohon kelapa yang ditempatkannya paling atas atau tandan bunga dan ia pun mendapatkan beberapa liter air nira.
Air nira dibawanya untuk diendapkan setelah jernih air tersebut direbus dalam wadah diendapkan terus diaduk. Diendapkan lagi diaduk lagi hal itu kerjakannya berjam-jam lamanya sehingga air nira berubah menjadi gula merah kental yang siap diseduh ke percetakan sederhana miliknya.
Dalam proses air nira menjadi gula merah, Eend membutuhkan banyak bahan bakar, agar api selalu terjaga, buah-buah kelapa kering menjadi alternatifnya sehingga menghemat ongkos pembuatan gula merah.
“Di sini sudah terbiasa dengan kepulan asap, dan bukan hanya saya sebagai pengrajin gula merah masih ada enam warga yang masih setia melakoni pengrajin gula merah,” ucap eend, di gubuk yang mengeluarkan asap tebal.
Untuk menghasilkan 20 kilogram gula merah, Eend mesti mengumpulkan 50 liter air nira dari 50 pohon kelapa yang diambilnya di lahan kebun pohon kelapa di belakang rumahnya.
Gula merah yang telah selesai dari prosesi itu dihargai Rp14 ribu oleh pengepul gula merah setempat untuk dipasarkan ke kembali ke masyarakat.
Komoditi buah kelapa di Sungai Kakap menjadi ladang mencari rezeki bagi sebagian warga. Perkebunan pohon kelapa muda, akan menemani perjalanan kalian bila mengunjungi kecamatan ini, tak jarang kita juga melihat ratusan tandan buah kelapa melintasi anak sungai. (dian)