Ketapang, BerkatnewsTV. Pembangunan Tugu Juang mulai dibangun. Tugu Juang untuk mengenang masyarakat Tumbang Titi melawan Belanda.
Tugu Juang ini menjadi salah satu objek napak tilas dari tiga selain Makam Uti Usman Pengancing dan Makam Tentemak Pengatapan.
Bupati Ketapang Martin Rantan mengatakan pembangunan Tugu Juang ini untuk mengingat kembali perjuangan pahlawan di Perang Kedang pada tahun 1814, perang tersebut pecah ketika Belanda berusaha masuk ke wilayah Kecamatan Tumbang Titi melalui Sungai Pawan.
“Masyarakat Ketapang saat itu, khususnya di Kecamatan Tumbang Titi, melakukan penolakan terhadap belasting (Belanda) atau pajak,” jelasnya.
Peninjauan objek napak tilas pada Rabu (27/7) ini juga diikuti Gubernur Kalbar Sutarmidji.
Selain menjelaskan cerita perjuangan rakyat Ketapang, Martin juga mengusul 3 pejuang di Perang Kedang menjadi pahlawan daerah, yaitu Panglima Tentemak, Uti Usman dan Kanduruhan Bajir.
“Pemerintah Kabupaten Ketapang memandang Perang Kedang ini penting, karena merupakan sebuah perjuangan masyarakat melawan Belanda,” tuturnya.
Martin juga menjelaskan dalam pembangunan Tugu Juang ini, tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan tetapi menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) perusahan yang ada di wilayah Kecamatan Tumbang Titi.
“Mudah-mudahan dengan berdirinya tugu juang ini kita bisa membawa 3 pejuang ini diusulkan menjadi pahlawan daerah sehingga membuat kita kuat untuk menjadikan tumbang Titi ini sebagai kabupaten baru,” harapnya.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji mendukung terbangunnya monumen Tugu Juang di Kecamatan Tumbang Titi, dengan dibangunnya tugu ini dapat mengingatkan generasi selanjutnya akan perjuangan para pahlawan daerah.
“Selamat kepada Bapak Bupati dan jajaran yang telah menginisiasi melalui CSR pembangunan monumen Tugu Juang ini. Kita harus menggali agar anak cucu kita tahu bahwa kita juga punya pejuang,” ucapnya.
Terkait dengan pengajuan pahlawan, Sutarmidji sependapat dan berharap ada kajian yang mendasar terkait gelar pahlawan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengundang para sejarawan dan melakukan riset-riset pendukung.
“Terkait pengusulan gelar pahlawan, karena mengajukan seorang pejuang hanya boleh 3 kali, jadi harus dikaji betul-betul,” sarannya.
Sutarmidji juga yakin keinginan Bupati Ketapang untuk Kabupaten daerah otonomi baru bisa terwujud.
Menurutnya pemerintah harus bekerjasama dengan perusahan maupun pelaku usaha yang ada di daerah otonomi baru agar percepatan pembangunan dapat tercapai.
“Wilayah kita ini sangat luas hanya satu provinsi luasnya sepertiga pulau Jawa sedangkan diJawa ada 6 provinsi kemudian lebih 2500 Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, idealnya Kalbar ini ada 3 Provinsi kemudian dan ada kurang lebih 50 Kabupaten/Kota. Minimal tahap satu ini harus ada 25 Kabupaten/Kota, baru kita bisa cepat maju,” pungkasnya. (naf)