Gas Elpiji 3 Kg Langka, Harga pun Meroket

Int

Sintang, BerkatnewsTV. Beberapa pekan terakhir harga gas elpiji 3 kg di Sintang meroket. HET yang dipatok Rp16.500 per tabung tembus hingga Rp30 ribu.

“Harga ini jauh melebihi HET sebesar Rp16.500,” terang Ahmad salah satu warga stadion Baning Sintang Kecamatan Sintang, Jumat (12/10).

Dia mengaku sudah keliling cari gas melon tersebut dari pengecer hingga ke pangkalan namun kosong. Begitu dapat dengan harga yang cukup tinggi, sementara kebutuhan akan gas melon tersebut per hari 2-3 tabung untuk warung kopinya.

Dia berharap kelangkaan ini dapat ditindak lanjuti Pemkab Sintang melalui instansi terkait. Peran aktif dalam hal pengawasan dan pendistribusian perlu terus dirutinkan.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Sintang, H.Sudirman memastikan pihaknya sudah pernah melakukan pertemuan dengan Pertamina, SPBE dan agen.

“Untuk HET itu Rp16.500 khusus di kota Sintang. Namun, bisa berbeda untuk beberapa daerah lainnya. HET ditentukan berdasarkan radius dengan SPBE,” jelasnya.

Terkait harga gas melon yang jauh melebihi HET, menurutnya dikarenakan konsumen membeli di tingkat pengecer, seperti di warung-warung. Padahal, jika mereka membeli di pangkalan, maka diyakininya harga gas akan sesuai dengan HET.

“Seharusnya pangkalan menjadi tempat terakhir distribusi gas, sehingga masyarakat diharapkan membeli dari sana,” tuturnya.

Namun, diakuinya masih banyak ditemukan pengecer-pengecer yang justru menjual gas melon ini. Itu terjadi karena ada pangkalan yang menjualnya ke pedagang eceran. Jika sudah di tingkat pengecer, maka sangat wajar jika harganya di atas HET.

“Pangkalan jangan-jangan ikut bermain karena tidak ada aturan gas ini di jual ke pengecer. Pangkalan ini yang menjual ke konsumen tingkat akhir,” tuturnya.

Namun ia memastikan beberapa hari kedepan jika kelangkaan tersebut terus terjadi maka pihaknya akan melakukan Sidak dengan intansi terkait.

Terpisah Anggota DPRD Sintang Welbertus mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

“Gas melon ini kan salah satu kebutuhan masyarakat sangat disayangkan apabila mulai langka dan mahal,” ucapnya.

Anggota Komisi C ini berharap pemerintah menindak lanjuti dengan operasi pasar bila perlu Sidak sebab dikawatirkan ada oknum yang bermain di air keruh.

Dengan melakukan penimbunan sehingga berdampak pada gejolak di masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg.

“Kita juga berharap Pertamina dan SPBE sebagai leading sektor bisa mengontrol distributor agar mereka tidak memanfaatkan celah untuk memainkan harga. Sudah langka harga pula dimainkan, kan rakyat menjerit,” katanya.

Sementara itu, Junior Sales Eksekutif Elpiji 6 wilayah Kalimantan, PT Pertamina Wilayah Kalimantan, Aditya Herdy Permadi yang dikonfirmasi sejak dua hari lalu belum ada jawaban.(sus)