Pendidikan Karakter Melalui Materi Serat Wedhatama Pupuh Pocung

Guru SMK Negeri 2 Kudus, Novi Amalyana Sari mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa dengan materi Serat Wedhatama.
Guru SMK Negeri 2 Kudus, Novi Amalyana Sari mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa dengan materi Serat Wedhatama. Foto: novi

BerkatnewsTV. Pendidikan dikatakan telah optimal apabila mampu membangun bangsa Indonesia untuk memiliki karakter yang baik.

Akan tetapi, di era sekarang remaja khususnya peserta didik seperti sudah melupakan karakternya sebagai muda-mudi bangsa Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan kepribadian kearifan lokal yang mulai tergerus oleh modernisasi, mulai memudarnya etika masyarakat karena pendidikan etika generasi muda yang lemah, kebiaasaan mementingkan kepentingan individu hal ini menyebabkan memudarnya budaya gotong royong, dan pendidikan budi pekerti di lembaga pendidikan kurang diperhatikan.

Karakter merupakan aspek yang sangat penting dari kualitas sumber daya manusia. Setinggi apapun kemampuan intelektual seseorang akan menjadi tidak berguna tanpa didasari dengan karakter yang baik.

Oleh karena itu pentingnya mengajarkan materi Serat Wedhatama di jenjang pendidikan. Hal tersebut dikarenakan serat wedhatama memiliki isi yang sangat relevan dengan pendidikan karakter.

Salah satu tembang atau pupuh pada serat wedhatama adalah pupuh Pocung. Pupuh Pocung dalam serat wedhatama terdiri dari 15 pada atau bait.

Salah satu bait yang dapat diterapkan dalam mengajarkan pendidikan karakter pada peserta didik yaitu pada bait atau pada ketiga. Berikut bentuk dari bait ketiga Pupuh Pocung:

Beda lamun kang wus sengsem reh ngasamun
Semune ngaksama
Sasamane bangsa sisip
Sarwa sareh saking mardi martatama

Bait ketiga dari pupuh Pocung tersebut memiliki arti yaitu berbeda dengan orang yang telah memahami dan menjiwai, watak dan perilaku memaafkan sesama, selalu sabar dan berusaha membuat suasana damai.

Amanat yang bisa diambil dari bait ketiga pupuh pocung yaitu sifat pemaaf yang harus diterapkan oleh manusia, selain itu juga diharapkan setiap manusia memiliki sifat sabar, sehingga akan menciptakan suasana damai.

Setelah memahami arti dari bait ketiga tersebut, maka peserta didik diharapkan memiliki sifat pemaaf dan juga selalu sabar apabila menghadapi suatu permasalahan dengan teman. Dengan begitu akan tercipta suasana damai di lingkungan sekolah.

Penulis: Novi Amalyana Sari
Guru SMK Negeri 2 Kudus