loading=

Pupuk Subsidi Dicabut, Jeruk Sambas Terlantar

Petani jeruk yang mengeluhkan pupuk subsidi dicabut akibatnya banyak tanaman jeruk yang ditelantarkan karena harga yang juga murah.
Petani jeruk yang mengeluhkan pupuk subsidi dicabut akibatnya banyak tanaman jeruk yang ditelantarkan karena harga yang juga murah. Foto: abdul

Sambas, BerkatnewsTV. Jeruk Sambas semakin hari kian meredup seiring dicabutnya pupuk subsidi untuk petani jeruk sejak terbitnya surat rekomendasi Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian tertanggal 14 maret 2022 tentang Perbaikan Tata Kelola Pupuk Bersubsidi.

Padahal, jeruk Sambas pernah menjadi primadona di era tahun 80 – 90 an.

Akan tetapi dicabutnya pupuk subsidi, terpaksa membuat petani jeruk harus membeli dengan harga yang sangat mahal yakni hingga mencapai Rp800 ribu per karung.

“Jelas dengan harga pupuk yang mahal ini tidak menutupi biaya operasional,” keluh Agus salah satu petani jeruk di Desa Bekut Kecamatan Tebas, Sabtu (17/9).

Bahkan tambah Agus, jeruk yang dipanennye dihargai jauh lebih murah oleh pengepul yakni berkisar di angka Rp5 ribu per kilogram untuk kelas B.

“Harga jual yang rendah ini petani dirugikan karena tidak dapat menutupi biaya perawatan dan pembelian pupuk yang harganya mahal,” ucapnya Agus yang telah 16 tahun menjadi petani jeruk.

Baca Juga:

Akibatnya, diakui Agus banyak buah jeruk yang tidak dipanen oleh petani. Ditelantarkan bahkan mati layu tidak diurus.

Agus berharap pemerintah daerah meninjau kembali pencabutan pupuk bersubsidi untuk petani jeruk.

Sebab jika ini terus berlarut maka keberlanjutan jeruk sambas yang menjadi komoditas primadona Kalbar bakal tergerus. Mata pencaharian akan hilang.

Sehingga Kabupaten Sambas akan kehilangan salah satu komoditas unggulannya yang dapat memberikan kontribusi ekonomi maupun pendapatan asli daerah (PAD).(abd)