Jabatan Kadis Dipertaruhkan Hadapi Kontraktor Jual Beli Proyek

Ilustrasi pengerjaan proyek

Pontianak, BerkatnewsTV. Jual beli proyek dikalangan kontrakor bukan lah barang baru. Aksi ini kerap dilakukan kontraktor untuk mendapatkan uang fee 10 persen dari nilai pagu proyek tanpa harus kerja berat.

Aroma ini sepertinya telah tercium Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji.

Ia pun memerintahkan kepada kepala dinas yang memiliki pagu anggaran besar untuk melakukan validasi ulang para kontraktor yang sering mendapatkan proyek di Kalbar.

“Validasi ulang kontraktor supaya tidak terjadi hal-hal yang menimbulkan masalah, seperti jual beli proyek,” tegasnya.

Penegasan Sutarmidji yang disampaikan pada saat pelantikan sejumlah pejabat tinggi pratama pada Senin (12/9) itu tentu menjadi warning bagi para kontraktor nakal agar tidak coba-coba untuk jual beli proyek.

Bahkan Sutarmidji tidak segan-segan memasukan catatan hitam (blacklist) kepada kontraktor yang ketahuan jual beli proyek.

“Blacklist kontraktor tersebut kalau terjadi jual beli proyek,” tegasnya lagi.

Bagi kepala SKPD yang tidak berani melakukan intruksinya, Sutarmidji memastikan taruhannya adalah jabatan yakni sanksi pencopotan.

“Jika saudara tidak berani melakukannya, berarti saudara turut andil didalamnya. Saya pastikan akan mencopot atau menurunkan jabatan saudara karena kepentingan saya hanya untuk pembangunan Kalbar,” terangnya.

Baca Juga:

Jual beli proyek diakui salah seorang kontraktor terkenal di Kalbar sering kali dilakukan sesama kontraktor.

“Sebab ketika kontraktor itu mau kerjakan proyek yang didapat ternyata setelah dihitung hitung cukup berat dikerjakan. Dan hasilnya tidak terlalu banyak untung. Jadi dijual ke kontraktor lain. Pasarannya biasanya 10 persen,” ungkap kontraktor berbadan besar yang namanya enggan disebutkan ini, Kamis (15/9).

Ia katakan, jual beli proyek ini lebih didominasi terhadap proyek – proyek yang dananya bersumber dari APBD dengan nilai ratusan juta rupiah.

“Dalam bisnis proyek hal ini sudah lumrah terjadi sejak dulu. Banyak faktor penyebabnya. Terpenting kontraktor yang beli proyek bisa bertanggung jawab dan dapat selesaikan kerjaannya dengan baik dan benar,” pungkasnya.(tmB)