Sanggau, BerkatnewsTV. Di tahun 2021, kader Tuberculosis (TB) Sanggau menemukan sebanyak 134 kasus Tuberculosis dari total 567 kasus.
Namun jumlah ini menurun dalam kurun waktu empat tahun. Di tahun 2018 terdapat 859 kasus. Kemudian tahun 2019 terdapat 843 kasus, tahun 2020 terdapat 637 kasus dan 2021 terdapat 567 kasus.
“Di tahun 2021 untuk treatment coverage (pengobatan) yaitu 56 persen dan success rate 88 persen, untuk menuju eliminasi TB tahun 2030 dua indicator itu harus 90 persen,” ungkap Koordinator Gerakan Masyarakat Peduli TBC Sanggau, Romy Sahman disela memperingati Hari TBC, Selasa (5/4).
Menurunnya kasus TB di Sanggau sebanyak 134 kasus menurut Romy kader telah memberi kontribusi sebesar 24 persen kepada capaian Dinas Kesehatan Sanggau (567 kasus) atau 13 persen kontribusi dari target dinas Kesehatan (1.012) kasus yang harus ditemukan pada tahun 2021.
“Pandemi Covid-19 menjadi salah satu masalah pada penanggulangan TBC, hal ini dibuktikan dengan terjadi penurunan penemuan kasus di kabupaten sanggau, padahal yang diharapkan untuk menuju eliminasi TB harus ditemukannya penderita TB sebanyak-banyaknya agar segera diobati untuk memutus mata rantai penularan TB,” bebernya.
Baca Juga:
Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot mengatakan tugas tersebut, dari segi pemerintah tentu tidak hanya dinas kesehatan, tetapi juga camat, kepala desa dan kepala kewilayahan. Intinya, semua elemen harus bergerak secara bersama-sama.
“Sudah saya ingatkan, agar kerja kita ini tidak sia-sia, tentunya harus kerja dengan sungguh-sungguh. Selain itu, kita juga harus teredukasi apa yang menjadi faktor utama penyakit ini. Apakah keturunan atau lainnya. Jadi edukasi ke masyarakat juga harus benar. Apalagi penularannya (TBC) cukup besar dan berbahaya,” tegasnya.
Diketahui, Indonesia Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban penyakit TB tertinggi di dunia, jumlah penderita TBC mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian per jam menurut WHO Global TB Report.
Tuberculosis menjadi salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan beresiko menyebabkan kematian. Oleh karenanya, penyakit ini sangat perlu kewaspadaan dan penanganan serius. Peringatan Hari Tuberculosis Sedunia (HTBS) 2022 harus dijadikan momentum untuk menurunkan angka Tuberculosis, khususnya di tanah air.
Menurut data WHO, di dunia, akibat penyakit ini, ada sebelas kematian setiap jamnya.(pek)