Sanggau, BerkatnewesTV. Bupati Sanggau, Paolus Hadi menghadiri ritual adat Jheng Bhumih yang diselenggarakan Ikatakan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kabupaten Sanggau. Iapun mengaku senang karena akhirnya dapat melihat langsung adat dan budaya masyarakat Suku Madura dari dekat.
“Akhirnya, saya bisa lihat budaya Madura di Sanggau dari dekat. Tarian dan lagu Madura ini bagus dan saya merasa bangga bisa memakai pakaian Madura,” puji PH sapaan akrabnya saat memberikan sambutan.
PH mengaku bangga karena masyarakat Sanggau bisa hidup rukun dengan berbagai etnis. Semuanya juga memiliki kepengurusan. Yang terpenting, lanjut dia, semua etnis mau tampil ke publik untuk memperkaya khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Saya memang mendorong agar semua etnis mau tampil dengan adat istiadatnya dan ada pengurusnya. Sekali lagi, harus mau tampil di depan umum. Jangan hidup tertutup lagi.
Kalau ada masalah di waktu lalu, jangan terulang lagi. Tragedi 1990an memang cukup mencekam. Sekarang kita harus sadar agar kejadian itu tidak terulang lagi,” pesannya.
Baca Juga:
- Sanggau dan Bengkayang Sepakati Batas Wilayah
- Aktif Tegakkan Perda, Sat Pol PP Diganjar Penghargaan Kemendagri
“Kita harus bangga dengan budaya kita sendiri. Madura sudah mengukir sejarah hari ini. Kita harus apresiasi mereka. Etnis-etnis lainnya juga harus tampil untuk mengukir sejarah,” ajak dia.
Ketua IKBM Sanggau, Muhammad Halil mengatakan ritual adat Jheg Bhumih sejatinya seperti ritual tolak bala pada umumnya. Hanya saja, untuk ritual ini ada syarat khusus yang mesti dilakukan seperti syarat air dari tujuh sungai dan juga telur dari tujuh indukan.
“Pada umumnya, ini sama seperti tolak bala. Usaha menghindari segala musibah maupun penyakit yang sedang melanda. Ini (ritual adat) dilakukan setiap tahun. Untuk yang hari ini dilaksanakan, merupakan yang pertama secara terbuka dan dihadiri langsung oleh kepala daerah. Apalagi, pemerintah daerah kita sangat konsen dalam mengembangkan kebudayaan masyarakat dari semua etnis. Makanya, kami selenggarakan ritual ini,” ujarnya.
Khusus di masyarakat adat Madura, kata Halil menjelaskan, ritual adat Jheg Bhumih adalah warisan leluhur yang berasal dari zaman Majapahit, yang diturunkan di Madura dan hingga kini, secara turun temurun selalu dilaksanakan.
“Intinya, ritual adat ini untuk keselamatan bagi masyarakat di bumi, tempat tinggal saat ini,” pungkasnya. (pek)