Sintang, BerkatnewsTV. Kementerian PUPR akan membuat geobag sebagai salah satu solusi jangka pendek mengatasi banjir di Sintang.
Geobag sistem konstruksi kantong yang terbuat dari geotekstil yang dipadukan dengan material pasir sehingga akan terbentuk suatu bantalan. Dan kerap digunakan di tepian sungai, perlindungan pantai, dan pemecah gelombang lepas pantai.
“Jangka pendek mengatasi banjir ini, kita akan membangun geobag, soal berapa panjang nanti kita ukur lagi oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan Barat. Geobag ini akan mengalirkan air, tetapi tidak mengalirkan sendimen. Ini hanya salah satu cara mengatasi saja,” terang Menteri PUPR M Basoeki Hadimoeljono saat berkunjung ke Sintang, Kamis (18/11).
Basoeki sebutkan prediksi BMKG bahwa akan terjadi La Nina di bulan Januari – Februari 2022 yang jauh lebih besar banjir dari sekarang.
“Menghadapi Januari – Februari 2022, jangka pendeknya ya geobag supaya dampaknya tidak lebih parah dari banjir sekarang,” tambahnya.
Baca Juga:
Sementara pembuatan sumur resapan, Basoeki belum dapat memastikan. Sebab Sungai Kapuas ini disepanang 1.100 KM memiliki kemiringan 40 KM dari hulu ke hilir.
“angat landai, makanya dia berkelok-kelok. Sungai Melawi lebih curam sehingga aliran airnya lebih cepat. Warna air Sungai Melawi lebih coklat, dan Sungai Kapuas lebih jernih. Artinya Sungai Melawi hulunya lebih rusak daripada Sungai Kapuas,” ungkapnya.
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan mengatasi banjir butuh sinergisitas pemerintah daerah.
“Tidak bisa hanya diserahkan kepada Kementerian PUPR, tetapi juga bersinergi dengan pemerintah daerah. Ada beberapa hal yang menjadi kewenangan pemerintah daerah juga,” tuturnya.
Lasarus mengingilustrasikan banjir bak penyakit yang membutuhkan obat untuk disembuhkan.
“Ibarat penyakit, kita tidak hanya menyembuhkan penyakitnya, tetapi juga mencari penyebab sakitnya. Harus kita sentuh, kalau tidak disentuh, akhirnya seperti salah makan obat nanti. Saya rasa kerjasama pusat dan daerah harus dilakukan untuk program jangka panjang,” pungkasnya.(sus)