Rumah Panggung Arsitek Melayu Tempo Dulu Ini Menarik Wisatawan Asing

Rumah Panggung Arsitek Melayu tempo dulu milik Nek Yasmah (77), telah berdiri sejak 200 tahun dan masih kokoh hingga kini (Foto : Rizky)

Pontianak, BerkatnewsTV. Kelurahan Tambelan Sampit yang terletak di Kecamatan Pontianak Timur, memiliki potensi wisata khas, yakni rumah panggung arsitek Melayu tempo dulu yang terletak di tepian Sungai Kapuas. Meski keberadaanya mulai terkikis jaman, tapi beberapa di antaranya hingga saat ini masih dapat dijumpai.

Saat berkunjung ke Kampung Tambelan Sampit, maka tak sah kalau tidak menyusuri jembatan atau gertak kayu yang menghubungkan antar rumah warga.

Disepanjang jalan, meski tak banyak lagi beberapa rumah panggung tempo dulu, rumah khas Melayu masih berdiri kokoh. Satu di antaranya yakni kediaman Yasmah (77) yang terletak di RT 02 Kelurahan Tambelan Sampit, Pontianak Timur.

Rumah Nek Yasmah, begitu ia biasa disapa, bercat kuning dengan model panggung berbahan kayu yang mayoritas berbahan kayu tekam, dengan luas lebar sekitar 13 meter dan panjang sekitar 29 depak.

“Hitungan jaman orang tua dulu pakai depak. Jadi kalau dihitung satu depak itu sekitar 1.6 hingga 1.8 meter,” ujar Nek Yasmah saat ditemui BerkatnewsTV di kediamannya.

Rumah ini terbagi dari bagian depan yakni teras, ruang tamu dan 4 kamar, dan dapur. Adapun yang menjadi ciri khas rumah ini yakni memiliki enam pintu. Tiga pintu didepan dan tiga didalam.

Nek Yasmah mengatakan, tak banyak berubah dari rumah yang telah ditinggalinya tersebut. Dinding pintu dan lantai berbahan kayu tekam tampak masih kokoh.

“Yang berubah itu cuma atapnya saja. Dulu atapnya berbentuk sirap. Tapi karena seiring perkembangan waktu bahan sirap mulai sulit dicari. Kalau ada harganya mahal jadi diganti dengan atap seng. Dulunya bumbungnya lebih tinggi dari ini. Sering tertiup angin dan bergoyang,” ujarnya.

Saat masuk kedalam rumah, beberapa interior klasik masih tetap dipertahankan misalnya kaca ventilasi. Kemudian beberapa sudut terpajang foto-foto keluarga. Ruang tamu sendiri dipisahkan oleh sekat dinding dan kaca menyerupai jendela. Menurut Nek Yasmah, rumah yang ditinggalinya tersebut diperkirakan sudah berusia 200 tahun.

Hingga saat ini setelah dirawat sedemikian, rumah Nek Yasmah masih tetap kokoh. Ia menceritakan bahwa dulunya sangat banyak rumah tua di Kelurahan Tambelan Sampit. Namun aaat ini kondisinya telah banyak rusak, termakan usia, dan terkikis abrasi.

“Di sini dulunya masih tanah, bahkan depan sini dahulunya ada rumah,” terangnya sambil menunjukkan area depan rumahnya.

Keberadaan rumah Nek Yasmah yang begitu khas ini bahkan pernah menarik minat wisatawan asing untuk singgah di kediamannya

“Sering ada turis-turis seperti Jepang dan Korea singgah ke rumah untuk lihat-lihat dan foto-foto. Kalau turis kebetulan berjalan-jalan di Kampung Tambelan Sampit pasti bakal singgah ke sini,” katanya. (riz)