Pontianak, BerkatnewsTV. Polemik antara Bupati Muda Mahendrawan dan Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo menyedot perhatian masyarakat umum tak terkecuali mantan calon Bupati Kubu Raya, Werry Syahrial.
Werry menyayangkan adanya polemik yang terjadi di Kubu Raya. Ia pun berharap Muda – Jiwo kembali akur dan bersatu untuk membangun Kubu Raya. Satu kata kunci yakni islah.
“Sudah lah jangan diperpanjang terus. Mas Jiwo dan Pak Muda kembali akur. Mas Jiwo dan Pak Muda harus bisa tunjukan sebagai seorang politikus sejati dan seorang negarawan,” imbaunya, Kamis (25/6).
Menurut Werry dirinya yang kalah melawan Muda – Jiwo saat bertarung di pilkada 2018 lalu berbesar hati menerima hasil kekalahan.
Sebab ia tak ingin pertarungan di sebuah pilkada terus diperpanjang karena itu akan berdampak terhadap proses pemerintahan dan pembangunan Kubu Raya.
“Saya saja yang kalah tidak mau ribut, lalu koq Mas Jiwo dan Pak Muda yang menang sekarang jadi ribut. Saya kecewa melihat ini,” tutur politikus senior Kalbar ini.
Ia pun meminta agar Sujiwo membatalkan pengunduran dirinya sebagai Wakil Bupati Kubu Raya. Sedangkan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dapat mengakomodir kewenangan Wakil Bupati Kubu Raya.
“Fokuskan saja ke soal pembangunan apalagi saat ini kita sedang dilanda pandemi covid. Jadi, saya berharap Mas Jiwo tidak mundur dan Pak Muda dapat mengakomodir semuanya,” tuturnya.
Wakil Ketua DPRD Kubu Raya Suharso berharap poemik yang terjadi hendaknya dapat diselesaikan secara damai dan kekeluargaan.
Apalagi ia sebutkan persoalan yang terjadi saat ini didalam tatanan sebuah pemerintahan yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Sebab bupati, wakil bupati dan DPRD adalah simbol penyelenggara pemerintahan daeerah yang telah tertuang dalam undang-undang.
Baca Juga:
- Diserang Flu, Kubu Raya Butuh Negarawan Sebagai Obat Penenang
- Muda Tidak Ingin Polemik Pengunduran Diri Sujiwo Diperpanjang
“Maka jika ada persoalan yang terjadi di pemerintahan harus dibicarakan secara bijak dan damai. DPRD didalamnya tidak hanya sebatas partai pengusung, namun semuanya harus tampil ikut membantu menyelesaikan. Termasuk tokoh masyarakat, elemen masyarakat dan masyarakat ikut tampil,” ucapnya kepada wartawan, Rabu (24/6).
Suharso menilai hari ini semua harus belajar menekan tensi. Paling tidak dapat menunjukan sedikit kedewasaan dalam bertata negara.
“Ada saatnya kita sebagai politikus. Contohnya pada saat pemilu atau pilkada namun ada saatnya kita berdiri sebagai negarawan,” ujarnya.
Hari ini menurutnya Kubu Raya membutuhkan pemikiran seorang negarawan. siapapun dia.
“Hari ini Kubu Raya terserang flu. Kewajiban kita bagaimana flu itu tidak melebar maka Kubu Raya butuh obat. Paling tidak sebagai obat penenang,” tutur salah satu tokoh pemekaran ini.
Ia menilai, jabatan yang diemban merupakah amanah dari masyarakat maupun Allah SWT yang patut dijaga.
“Ingat semua ini adalah amanah. Amanah dari masyarakat Kubu Raya dan juga paling penting amanah dan Allah SWT. Selain kita bertanggung jawab kepada masyarakat juga kepada Allah SWT,” pungkasnya.(tmB/rob)