Sekadau, BerkatnewsTV. Konsep Pentahelix sudah mulai diterapkan BPBD Sekadau untuk mencegah Karhutla.
Kepala BPBD Sekadau, Matius Jon mengatakan, Pentahelix terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha dan media untuk bekerja sama melakukan upaya pencegahan, penyadaran dan penanganan terhadap dampak karhutla.
“Yang sedang kita lakukan sekarang yaitu sosialisasi tentang dampak atau bahaya kabut asap apabila lahan dan hutan tetap dibakar dengan cara yang tidak tepat. Maka dari itu dilakukan pencegahan dan penyadaran,” ungkap Matius Jon, Minggu (21/6).
Baca Juga:
Matius jon menjelaskan, upaya tersebut dilakukan bukan berarti masyarakat tidak boleh membuka lahan dengan membakar tetapi harus sesuai aturan yang berlaku.
Untuk jumlah armada, kata dia, BPBD Sekadau saat ini memiliki dua unit mobil pemadam kebakaran serta alat-alat pemadam kebakaran portabel.
“Tim Reaksi Cepat (TRC) kita terdiri dari seluruh ASN dan honorer di BPBD, dibantu Manggala Agni, Kepolisian, TNI dan relawan di kecamatan dan desa-desa,” jelasnya.
Ia berharap, masyarakat ikut berpartisipasi mengatasi dan mencegah terjadinya karhutla karena alat dan jumlah anggota Tim TRC di BPBD Sekadau terbatas.
Untuk wilayah gambut di Kabupaten Sekadau, lanjut dia, saat ini masih sebanyak 7000 hektare. Pada tahun 2019, ditemukan dua titik hotspot untuk wilayah tanah gambut.
“Mudah-mudahan di tahun 2020, tidak ada lagi titik hotspot wilayah tanah gambut di Sekadau, sehingga dapat mengurangi potensi munculnya kabut asap,” pungkasnya.(gun)