Sekadau, BerkatnewsTV. Banjir melanda sejumlah wilayah di 3 kecamatan di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Sejumlah infrastruktur, baik itu jembatan, pembangkit listrik tenaga mikrohindro (PLTMH) hingga pipa induk PDAM rusak parah dihantam banjir bandang.
Camat Nanga Taman, Paulus Ugang mengatakan, ada ratusan rumah yang terendam banjir. Ia mengatakan, di Kecamatan Nanga Taman banjir terjadi di Desa Pantok, Meragun, Lubuk Tajau , Nanga Taman, Nanga Mentukak, Nanga Kiungkang dan Rirang Jati.
“Di Pantok ratusan rumah terdampak banjir, infrastruktur jembatan rusak, 1 unit PLTMH rusak total. Rumah yang hanyut akibat banjir bandang ada 2 unit, yaitu di Pantok dan Meragun,” ungkap Ugang.
Ugang menuturkan, di Meragun ada 4 jembatan gantung rusak berat. Selain ratusan rumah terendam banjir, pagar SDN 16 Kelampuk juga rusak akibat banjir bandang.
Bahkan, kondisi tersebut membuat aktivitas masyarakat terganggu. Ugang pun mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap bencana banjir, karena curah hujan sangat tinggi. Ia juga meminta peran serta masyarakat untuk memberikan informasi yang akurat tentang situasi di daerahnya dengan pihak keamanan dan pemerintah setempat.
“Pasca banjir, kalau ada gangguan kesehatan segera dibawa ke Puskesmas. Diminta partisipasi masyarakat untuk meringankan beban dengan membantu korban yang kehilangan harta benda akibat banjir, seperti rumah yang hanyut di Meragun dan Pantok,” bebernya.
Selain itu, banjir bandang juga menghantam pipa induk PDAM Sirin Meragun di intake Meragun hingga rusak parah. Kerusakan tersebut akan menghambat distribusi air kepada masyarakat atau pelanggan.
Direktur PDAM Sirin Meragun, Yok Kelak mengatakan, saat ini pihak PDAM Sirin Meragun tengah berupaya agar bisa segera memperbaiki pipa yang rusak dihantam banjir bandang tersebut. Pihak PDAM telah meninjau langsung ke lokasi.
“Itu satu-satunya sumber air kita. Target kami bagaimana mempercepat proses perbaikannya,” kata Yok Kelak.
Pihak PDAM Sirin Meragun belum bisa memastikan waktu selesainya perbaikan itu. Mengingat, akses menuju lokasi intake tersebut cukup sulit.
“Alat dan material kita lengkap, untuk mobilisasi ke sana, itu yang harus kami kaji dulu,” tutur Yok.(her)