Bupati Perintahkan Penanganan Stunting Tidak Perlu Prosedural Langsung Tangani

Bupati Sanggau Paolus Hadi

Sanggau, BerkatnewsTV. Bupati Sanggau Paolus Hadi memerintahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau beserta jajaran dibawahnya termasuk Puskesmas dan Rumah Sakit plat merah segera melakukan penanganan jika ada pasien stunting di Kabupaten Sanggau.

“Kalau ada kasusnya saya minta langsung ditangani, tidak boleh dibiarkan, tidak usah nunggu prosedur. Prosedur terlalu lama, nanti tidak tertangani, itu perintah,” kata Bupati.

Bupati menargetkan dalam masa pemerintahannya ini, angka stunting di Kabupaten Sanggau akan terus diturunkan.

“Saya mendukung betul salah satu program kita menurunkan angka stunting. Karena stunting inikan sangat mempengaruhi sumber daya manusia kita. Ketika masih banyak orang yang mengalami stunting, disitulah masalahnya,” kata Bupati.

Oleh karenanya, kata Bupati, Presiden melalui berbagai kelembagaan bergiotong royong menurunkan angka stunting di Indonesia. Disinggung berapa angka stunting di Kabupaten Sanggau, PH sapaan akrabnya mengakui angkanya cukup besar.

“Tapi Kabupaten Sanggau terendah di Kalbar kalau tidak salah saya. Angkanya sekitar enam persen kalau tidak salah. Tapi nanti coba cek di Dinas Kesehatan,” ujar PH.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sanggau, lanjut PH, adalah dengan melibatkan dasawisma.

“Kita asa gerakan bersama dasawisma melalui dukungan program TP PKK. Jadi dukungan untuk menurunkan stunting itu termasuk data awalnya harus kita miliki,” pungkasnya.

Kemudian, Dinas Kesehatan juga melakukan pencegahan melalui Posyandu.

“Itu dari Dinas Kesehatan, tapi dari kita saya akan terus mengimbau agar masyarakat kita dijaga jangan sampai ada yang stunting,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Jones Siagian menyebutkan, berdasarkan data per November 2019, jumlah anak yang mengalami stunting di Kabupaten Sanggau sebanyak 7.542 anak atau 21,14 persen dari jumlah balita yang tercatat sebanyak 35.679 anak.

“Kalau dibandingkan tahun lalu terjadi penurunan. Tahun lalu ada sekitar 34 persen dari seluruh anak,” ujarnya.(dra)