Sintang, BerkatnewsTV. Di Sintang sebanyak 37 mahasiswa IKIP PGRI telah menyelesaikan magang 3 dan KKM yang dijalankan selama tiga bulan.
Tugas belajar di masyarakat pun selesai. Kamis (7/11) pagi Plt Asisten Pemerintahan Setda Pemkab Sintang menyerahkan mahasiswa IKIP PGRI kembali kepada rektorat yang diterima Wakil Rektor I IKIP PGRI Pontianak.
Setelah menimba ilmu di masyarakat, para calon “Omar Bakri” ini kelak dituntut untuk menjadi seorang pendidik atau guru yang berkualitas.
“Banyaknya lulusan perguruan tinggi saat ini juga sudah membuat banyaknya pengangguran terdidik. Saat ini kita memiliki banyak guru tetapi kita membutuhkan guru yang berkualitas dan berkarakter,” kata Plt Asisten Pemerintahan Setda Pemkab Sintang Kurniawan.
Apalagi masyarakat Sintang rata-rata hanya sekolah selama 7-8 tahun artinya rata-rata orang sintang tidak tamat SMP.
“Maka Pemkab Sintang terus memperkuat pembangunan pada bidang pendidikan. Mewujudkan masyarakat Sintang yang cerdas menjadi visi utama Pemkab Sintang,” jelasnya.
Ditambah saat ini sedang menghadapi revolusi 4.0. dan guru profesi yang tidak akan mampu diganti oleh robot. Guru berperan menanamkan karakter yang kuat kepada anak didiknya.
“Kita sedang menghadapi masalah bonus demografi, yang mana saat ini jumlah usia produktif dan berpotensi untuk bekerja tidak sesuai dengan jumlah peluang kerja dan usaha,” ungkapnya.
Maka pihaknya terbuka terhadap pelaksanaan magang ini sebagai salah satu upaya membangun pendidikan. Bahkan ia menilai adanya magang dan KKM menjadikan Sintang laboratorium pembelajaran bagi mahasiswa.
“Mahasiswa berkesempatan bermain seni menjadi guru karena teori yang dipelajari agak berbeda saat kita mengajar secara langsung. Nah, untuk menyikapi perbedaan ini, maka mahasiswa perlu seni menyikapinya,” tuturnya.
Wakil Rektor I IKIP PGRI Pontianak, Suberdiyanto menilai ke- 37 mahasiswa ini semuanya berasal dari Sintang yang sedang menimba ilmu di IKIP PGRI Pontianak.
“Mereka adalah aset Kabupaten Sintang dimasa datang,” ucapnya.
Ia mengataka Magang dan KKM kesempatan untuk belajar di lapangan. Kadangkala teori yang didapat saat kuliah berbeda dengan kondisi di lapangan.
“Inilah kesempatan mahasiswa untuk belajar lebih banyak saat di lapangan. Sintang dan Indonesia memerlukan orang yang kreatif. Bukan orang yang bekerja dengan rutinitas. Setiap orang harus mengeksplor kemampuannya. Kita juga perlu dengan orang yang proaktif atau langsung bekerja atau langsung bereaksi. Jangan hanya berpasrah diri dan menunggu. Kita juga perlu orang yang memiliki integritas tinggi,” tegasnya.
Dosen Koordinator Pembimbing Muhammad Thamrin mengungkapkan ke-37 mahasiswa itu disebar ke tujuh sekolah.
“KKM dilaksanakan di Nanga Mau Kecamatan Kayan Hilir dan Nanga Tebidah Kecamatan Kayan Hulu. Selama KKM, mahasiswa kami sudah banyak melakukan kegiatan fisik dan non fisik. Seperti membangun WC, membuat plang nama tempat penyuluhan keluarga berencana, melakukan pembinaan kepada lansia dan yang lainnya,” pungkasnya.(sus)