Pontianak, BerkatnewsTV. Polemik kratom mendapat tanggapan serius dari Rektor IKIP PGRI Pontianak Rustam saat menghadiri Forum Grup Discussion (FGD) BNN RI bersama Forkompinda Kalbar tentang tanaman kratom di Pontianak, Selasa (5/11).
Menurut Rustam dibutuhkan penelitian secara komprehensip dari semua aspek terhadap tanaman kratom yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu.
“Penelitian itu tidak hanya dari aspek kimiawinya semata namun juga nilai manfaatnya baik dari sisi medis, pengobatan herbal, ekonomi, pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah, pendidikan, lingkungan, kearifan lokal, sosial masyarakat, tata niaga serta payung hukumnya,” tuturnya.
Tentu lah dikatakan Rustam, penelitian dan kajian ini tidak membutuhkan waktu yang singkat namun proses panjang dengan melibatkan stakeholder terkait.
“Sehingga kita tidak cepat mengambil keputusan dan kesimpulan. Apalagi, tanaman kratom ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang telah menjadi mata pencaharian masyarakat setempat,” tuturnya.
Sebab selama ini tanaman kratom menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat yang dapat menghidupkan ekonomi keluarganya setelah harga karet dan sawit yang anjlok.
Bahkan, menurut Rustam, Kementerian Kesehatan bisa menjadikan tanaman kratom ini sebagai salah satu obat medis yang bernilai manfaat untuk penyembuhan penyakit.
“Nah, Kapuas Hulu bisa menjadi salah satu produsen tanaman unggulan ini. Tentu lah ini mesti diatur dengan regulasi yang kuat sehingga tidak disalah gunakan,” ujarnya.
Menurutnya, obat apa pun kalau digunakan secara berlebihan maka akan berdampak negatif terhadap penggunanya. Namun, tatkala dikelola dengan baik dan diatur dengan regulasi maka akan mempunyai manfaat.
“Allah SWT telah menciptakan hewan dan tumbuhan mempunyai azas manfaat. Eko sistemnya saling berhubungan. Permasalahannya sekarang menjadi berbahaya karena cara menggunakan dan mengonsumsinya yang berlebihan. Artinya mesti kita carikan solusinya yang tepat agar tanaman kratom ini juga bisa untuk kemaslatan umat,” pungkasnya.(rob)